: Kota Solo tak hanya menjadi destinasi wisata kuliner tapi juga didorong menjadi ibukota kuliner nusantara. Hal itu bisa dilakukan melalui event-event festival kuliner.
"Kuliner juga menjadi salah satu upaya strategis promosi destinasi wisata. Culinary diplomation namanya. Misalnya sate, orang luar kota tidak harus ke Solo dulu untuk makan sate. Tapi akan tetap ke Solo untuk mencari experience-nya," jelas Penasihat Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Jateng , Daryono, kepada wartawan di Kota Solo, Selasa (14/3/2023).
Salah satu event kuliner yang sukses digelar adalah Solo Indonesia Culinary Festival (SICF) 9-12 Maret lalu. Target sebanyak 25 ribu kunjungan tercapai dengan nilai transaksinya hampir Rp 1,5 miliar.
Baca Juga: Ini Manfaat Ramadhan
"Pada tahun ini tema sate yang menjadi poin utama dan inu menjadi momen bagi masing-masing pemerintah kabupaten kota untuk mengenalkan potensi kuliner satenya," jelas Daryono yang juga Ketua Panitia SICF 2023 itu.
Untuk pertama kalinya juga event festival kuliner itu menggandeng kabupaten/kota lain di Indonesia. Masing-masing daerah menampilkan potensi kuliner satenya. Seperti sate ayam, sapi, dan kambing.
"Yang paling potensial adalah sate kambing. Bahkan Solo terkenal dengan kuliner sate kambing dan tengklengnya. Padahal Solo juga punya sate kere yang juga ikonik. Perlu dioptimalkan lagi inovasi pengembangan pasarnya," jelasnya lagi.
Baca Juga: Waduh, Ditemukan Makanan Kadaluwarsa Hingga Dimakan Tikus Dijual di Pasar Tradisional
Daryono menyebut beberapa pengusaha sate di Kota Solo sudah mulai ekspansi ke luar kota. Pihaknya berharap sate kere juga mampu ekspansi ke luar kota.
"Tapi harus ada inovasi karena selama ini sate kere hanya seperti itu-itu saja, sate jerohan sapi. Jadi harus ada inovasi," katanya.
Untuk semakin memantabkan Kota Solo sebagai destinasi wisata kuliner, pihaknya juga telah berencana menggelar SICF kembali tahun depan. Jika tahun ini bertema sate maka tahun depan temanya adalah soto. ***