unescoworldheritagesites.com

Angka Kematian Capai 100, Kota Semarang Gencarkan Prokes dan Vaksin - News

Abdul Hakam Kadinkes Kota Semarang. (Istimewa)

 

: Meskipun tidak semeledak puncak varian Delta tahun lalu, namun angka kematian yang dsebabkan oleh paparan virus Covid-19 di Kota Semarang pada 2022 ini telah mencapai 100 kasus.

Upaya menekan persebaraan Covid-19 tersebut masih sama, yaitu mengandalkan kesadaran tinggi warga untuk tidak bosan-bosan menjaga protokol kesehatan. Selain itu, juga memacu percepatan vaksinasi.

 Demikian dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam, ketika disinggung maslaah faktor penentu penurunan kasus Covid-19 di ibu kota Provinsi Jateng ini, Kamis (3/3/2022). 

 Sampai sekarang, menurutnya, percepatan vaksinasi terus dikebut baik untuk yang dosis pertama (V1), dosis kedua (V2) maupun dosis ketiga (booster).

Baca Juga: Beda Data Pusat Dengan Daerah, Jadi Masalah Penanganan Stunting

 “Untuk vaksin V1 Kota Semarang telah mencapai 98 persen, V2 90 persen. Sedang saat ini,kita terus memacu untuk V2 dan booster,” ungkapnya.

Dijelaskan Hakam, tingkat kepatuhan prokes yang sampelnya diambil dari tiap Kelurahan sebesar 10 persen, saat ini secara menyeluruh telah mencapai 80 persen.

 Pihaknya mengaku tidak pernah bosan menyampaikan edukasi serta mengingatkan masyarakat supaya tetap patuh prokes, khususnya saat berada ditempat umum.

 “Terkait kepatuhan prokes sudah bagus, kuncinya kita lakukan edukasi dan tidak boleh bosan,” kata Hakam. 

Baca Juga: Kebun Binatang Gembira Loka Dukung Pelepasliaran Macan Tutul Jawa

 Dia mengaku, untuk kasus kematian tahun ini hingga Februari 2022, di Kota Senarang sudah lebih dari 100 kasus. Hakam merinci dari penyebab kasus kematian tersebut selain karena komorbid dan lansia, juga dikarenakan psien yang terpapar belum mendapat vaksin dosis lengkap.

 “Kita akan diskusikan dengan tim ahli, apakah dengan komorbid lebih dari 2 layak untuk vaksin. Hal ini, supaya masyarakat bersedia vaksin,” paparnya.

 Namun begitu, angka kematian pada puncak gelombang ketiga ini relatff lebih sedikit dibanding gelombang pertama Juni 2020 maupun gelombang kedua Juli 2021.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat