unescoworldheritagesites.com

Kebal Hoaks, Kemenkominfo, Siberkreasi dan MAFINDO Gelar Pelatihan Bagi  Masyarakat Kendari - News

Kelas Kenal Hoaks

 
 
: Agar masyarakat Kebal Hqqoaks Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
bersama Siberkreasi dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) gelar pelatihan
 
Penyelenggaraan pelatihan  Kelas Kebal Hoaks digelar secara luring, di Claro Hotel,  Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (16/7/2022). 
 
Pelatihan Kelas  Kebal Hoaks ini diikuti 338 pesera.Peserta kegiatan adalah masyarakat Kota Kendari yang berasal dari Komunitas Generasi Baru Indonesia, Komunitas Peradilan Semu, Komunitas 1000 Guru Sulawesi Tenggara, Forum Anak Kota Kendari. 
 
 
Juga diikuti Laskar Sastra, Purnacaraka Muda Indonesia Sulawesi Tenggara
(PCMI Sultra), Komunitas Perpustakaan Jalanan, Himpunan Mahasiswa Jurusan Fakultas
Ilmu Budaya (HMJ FIB) Universitas Halu Oleo dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik RI (PMKRI). 
 
Pemateri dalam kegiatan ini adalah Ketua Presidium MAFINDO Septiaji Eko Nugroho dan Koordinator Wilayah MAFINDO Kendari Jumrana Sukisman. 
 
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang dilakukan Kemenkominfo dan Katadata Insight Center tahun 2021. Saat ini, Indonesia masih
menduduki kategori 'sedang' dalam hal kapasitas literasi digital dengan nilai angka sebesar 3.49 dari 5.00. 
 
 
Karenanya, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi dan MAFINDO menyelenggarakan pelatihan berjudul Kelas Kebal Hoaks.Tujuannya mengembangkan kemampuan berpikir kritis masyarakat, terhadap informasi yang diterima. 
 
Dalam rangka mewujudkan Indonesia #MakinCakapDigital.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan, dalam sambutannya sekaligus membuka sesi Kelas Kebal Hoaks menyatakan, tentang
pentingnya literasi dalam pemanfaatan teknologi digital. 
 
“Masifnya penggunaan internet di
Indonesia, harus kita akui membawa serta berbagai risiko, seperti penipuan online, hoaks, cyberbullying, dan konten-konten negatif lainnya," tuturnya. 
 
 
Karena itu, lanjutnya, peningkatan penggunaan teknologi ini turut diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni. Agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna. 
 
Di sisi lain, Septiaji Eko Nugroho mengatakan, masyarakat perlu
mempelajari cara membedakan fakta dengan hoaks. 
 
“Audit sosial ini adalah metode untuk mencari tahu apakah profil atau konten yang kita lihat media sosial adalah fakta atau
buatan. Kita perlu punya skill, perlu punya kemampuan untuk melakukan periksa fakta
mandiri, apakah itu editan di konten video ataupun foto,” tuturnya.
 
Hasil dari survei yang dilakukan  Kemenkominfo dan Katadata Insight Center terkait
berita bohong atau hoaks, menunjukkan bahwa masih terdapat masyarakat yang
menyebarkan hoaks. Sebanyak 11,9 persen responden mengakui telah menyebarkan
hoaks pada 2021. Prsentase tersebut naik 11,2 persen dari tahun 2020. 
 
 
Menanggapi hal itulah, Kelas Kebal Hoaks diselenggarakan, untuk mengedukasi masyarakat tentang
definisi hoaks, kategorisasi serta perangkat sederhana yang dapat digunakan untuk
melakukan verifikasi fakta terhadap sebuah informasi.
 
“Sesuatu informasi yang kita terima sepotong-potong tanpa kita ketahui sumbernya, tanpa
kita ketahui kejadian secara keseluruhan, tidak bisa kita ambil kesimpulan lalu kita sebarkan.
Jika informasi itu disebarkan, akibatnya menjadi hoaks,” jelas Jumrana Sukisman dalam paparannya.***
 
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat