: Kota Sorong Papua Barat terkepung banjir dan longsor. Berakibat ribuan rumah terendam banjir. Dua rumah tertimpa longsor dua warga tewas dua luka berat.
Kota Sorong diguyur hujan lebat Senin (22/8/2022). Hujan mulai terjadi pukul 23.30 Wit.
Kota Sorong mulai kebanjiran tak terkendali akibat diguyur hujan lebat. Ribuan rumah terpantau terendam banjir.
Baca Juga: Akhirnya Gubernur Papua Barat Lantik 3 Penjabat Kepala Daerah
Sekitar pukul 23.30 dilaporkan terjadi longsor di jalan DS Mamoribo Kelurahan Pal Merah. Dan di Rufei terjadi longsor.
Longsor itu menyebabkan empat orang tertimbun material longsor.
2 orang meninggal yaitu.Nursia (35) wanita dan Muhammad Fadli (8). Mereka anak mama.
Sedangkan korban luka berat Harianto suami dan ayah korban meninggal. Serta Yopi Moniharapon.
Korban meninggal siang tadi diterbangkan ke Salatiga Jawa Tengah. Setelah proses pemulasaran di RS TNI AL Sorong.
Banjir dan longsor menerjang Kota Sorong merata siang dan malam.
Baca Juga: Lirik Lagu Kasih Slow - Diputar Lebih dari 12 Juta Kali
Di Kota Sorong banjir dan terjadi di beberapa lokasi. Mulai dari kilo meter 14 hingga menuju ke kota.
Banjir parah terjadi di lokasi hutan lindung km 14. Kompleks Yuti km 13. Jalan utama Rachmat Basuki.
Kemudian di Asrama Batalion. Lalu Km 10. Jalan Sungai Maruni. Jalan Sapta Taruna , Kompleks Melati dan Jalan Danau Maninjau.
Sedangkan luas tergenang besar terdapat di Distrik Sorong Timur Sorong Utara dan Sorong Barat.
Tinggi genangan air mulai dari 3 hingga 120 cm. Sedangkan tercatat siang ini Kota Sorong masih diguyur hujan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong Herlina Sasabone, mengatakan musibah ini telah dilaporkan ke Jakarta.
"Kami sudah melaporkan musibah ini ke Pusdalok instansi terkait. Kemudian semua institusi terkait sudah dilibatkan untuk menangani masibah ini," katanya.
Baca Juga: Lirik Lagu Hujan - Viral di Tik Tok
Cuaca Ekstrem
Cuaca eksrem malam itu Senin 22 Agustus 2022. Hujan deras turun membungkam aktifitas warga. Dalam tempo kurang dari satu jam, Kota Sorong terendam banjir bah.
Pendapat warga bermunculan. Ada yang berpendapat banjir itu selain karena hujan lebat. Tapi, juga karena drainase mandek akibat jeleknya pengendalian banjir di daerah ini. Diperparah oleh tidak siapnya pemerintah menangani bancana itu. Ujungnya, 2 jiwa melayang, warga Kota Sorong berduka.
Padahal sudah ada peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Karena itu, warga menyayangkan musibah banjir yang menjadi langganan daerah ini setiap tahun.
Sayangnya tak ada tanggapan serius para stakeholder terkait yang menangani masalah ini.
Persoalan banjir di kota Sorong, Papua Barat bukan hal baru. Masyarakat di kota itu makin sering dilanda musibah ini.
Bancana paling dirasakan terjadi pada Kamis malam (16/7/2020) lalu. Ketika itu ratusan bahkan ribuan rumah terendam banjir berakibat lima (5) warga meninggal dunia.
Kejadian yang sama berulang pada Jumat hingga Sabtu (25/7/2020), kota ini kembali diterjang luapan air. Pada peristiwa dua hari terakhir ini banjir dari drainase dan sungai meluap menyebabkan korban jiwa dua anak meninggal.
Satu anak, Nanda Abiyam (6), terseret banjir hingga puluhan kilo meter. Lantas, pencarian dilakukan 3 hari. Nanda Abiyam, akhirnya ditemukan Tim SAR sudah tak bernyawa, mengambang di perairan pulau Sop, Distrik Sorong Kepulauan pada Senin (27/7/2020) siang lalu.
Sedangkan satu anak lainnya meninggal sebelum Abiyam, akibat kedinginan saat banjir pada Jumat malam (24/7/2020) lalu.
Baca Juga: 11 KK di Kampung Reni Raja Ampat Terima Kartu JKN dari BPJS Kesehatan Cabang Sorong
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebut penyebab banjir tahun ke tahun adalah akibat cuaca ekstrim.
Buktinya, hujan deras mengguyur kota Sorong pada Senin malam (22/8/2022) pukul 10.30 WIT dan satu jam kemudian tumpahan air membanjiri daerah ini.
Fenomena cuaca ekstrim yang melanda Sorong dan umumnya Indonesia sejak awal 2022 erat kaitannya dengan perkembangan perubahan iklim. Hal ini pun sesuai dengan proyeksi BMKG. ***
Sumber: Rilis