unescoworldheritagesites.com

Kunjungi Lembaga Penjamin Simpanan AS:Srikandi Golkar Komisi XI Putkom Gali Strategi dalam Resolusi Bank Gagal - News

Anggota Komisi XI DPR RI FPG Puteri Komarudin (Putkom) bersama koleganya di parlemen saat kunker ke FDIC di Washington DC ikut memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan Lembaga Penjamin Simpanan AS, yang mampu meredam persoalan kebangkrutan sejumlah bank besar melalui upaya resolusi bank gagal (AG Sofyan )

: Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin atau akrab dipanggil Putkom turut mengapresiasi keberhasilan Amerika Serikat (AS) melalui Lembaga Penjamin Simpanan AS atau Federal Deposit Insurance Corporation FDIC) yang mampu meredam persoalan kebangkrutan sejumlah bank besar melalui upaya resolusi bank gagal.
 
Pernyataan Puteri Komarudin disampaikan kepada suarkarya.id setelah dirinya bersama koleganya di Komisi XI DPR RI ke Kantor Pusat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Amerika Serikat (AS) atau Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) di Washington DC.
 
Seperti diketahui sepanjang tahun 2023, Amerika Serikat (AS) didera persoalan kebangkrutan sejumlah bank besar, diantaranya Silicon Valley Bank (SVB) hingga Signature Bankof New York (SBNY).
 
 
Fenomena bank gagal ini turut memicu kekhawatiran di pasar keuangan global. Akan tetapi, Lembaga Penjamin Simpanan AS atau Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) masih mampu meredam hal tersebut melalui upaya resolusi bank gagal. 
 
“Kita patut belajar bagaimana AS mampu mengatasi situasi genting akibat penarikan simpanan di bank besar-besaran secara cepat atau dikenal sebagai bank run. Kejadian ini kemudian mengakibatkan kolapsnya sejumlah bank besar di AS hingga mengguncang pasar keuangan global. Namun, FDIC mampu mengatasi fenomena bank gagal ini dengan menempuh upaya resolusi yang menjamin pengembalian simpanan seutuhnya. Bahkan simpanan yang melebihi batas penjaminan,” jelas Puteri.
 
 dalam Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI ke Pernyataan Puteri Komarudin disampaiksn kepada suarkarya.id setelah dirinya bersama koleganya di Komisi XI DPR RI pada Senin (10/10).
 
 
Melalui pertemuan ke FDIC di Washington DC USA, Puteri pun mempertanyakan terkait strategi FDIC dalam memenuhi pengembalian simpanan nasabah di bank gagal, khususnya simpanan nasabah yang melebihi batas penjaminan FDIC sebesar 250 ribu dolar AS per deposan per bank.
 
"Porsi simpanan yang tidak terjamin karena melebihi batas penjaminan di kedua bank ini ternyata cukup besar. Untuk itu, bagaimana strategi FDIC dalam memulihkan simpanan nasabah tersebut. Apakah nantinya FDIC juga akan mempertimbangkan untuk meningkatkan batas penjaminan untuk mengakomodir porsi deposan dengan jumlah yang lebih besar,” ucap Puteri dalam forum internasional itu.
 
Srikandi Milenial Golkar di Komisi Keuangan dan Perbankan DPR RI ini menegaskan suatu bank tidak hanya penting dalam memenuhi kebutuhan permodalan saja. Tetapi juga harus disertai dengan kemampuan tata kelola yang baik untuk mencegah timbulnya moral hazards.
 
 
"Kegagalan SVB terjadi karena persoalan kurangnya manajemen dalam mengantisipasi risiko suku bunga dan pengelolaan likuiditas yang memadai. Begitupun, pada kasus SBNY yang mengabaikan rekomendasi dari FDIC. Padahal, SBNY tumbuh pesat akibat simpanan yang tidak terjamin, tapi tidak diiringi dengan manajemen likuiditas yang baik,” urai Puteri.Berkaca pada kasus kegagalan SVB dan SBNY, 
 
Puteri berharap Lembaga Penjamin Simpanan(LPS) beserta otoritas lainnya di Indonesia bisa meningkatkan pengawasan dan pengaturan, khususnya terhadap manajemen risiko likuiditas untuk mencegah kejadian terulang kembali. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat