: Hasil survei sejumlah lembaga survei menyebutkan elektabilitas pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka terus maju naik.
Isu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia capres dan cawapres serta isu dinasti politik yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pasangan Prabowo-Gibran ternyata tidak berpengaruh negatif terhadap elektabilitas pasangan nomor urut 2 tersebut.
Hal ini tercermin dari hasil survei terbaru LSI Denny JA yang dirilis Senin (20/11/2023), misalnya, pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 40,3%.
Baca Juga: Kunjungan Studi Laksanakan Mahasiswa Manajemen Pertahanan Unhan RI ke Komisi Informasi Pusat RI
Posisi kedua dan ketiga masing-masing ditempati pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD dengan elektabilitas 28,6% dan pasangan
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 20,3%.
Sebelumnya, Jaringan Survei Pemuda Pelajar (JSPP) bersama Ragaplasma Research, Sabtu (18/11/2023) merilis tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran malah mencapai 48%. Sementara 2 pesaingnya, Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar mendapat elektabilitas 26% dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD 15%.
Survei ini juga mencatat tingkat elektabilitas masing-masing kandidat yang akan maju di Pilpres 2024. Hasilnya, elektabilitas Prabowo tercatat mencapai 88%, disusul Anies 78%, Ganjar 73%, Gibran 62%, Mahfud MD 49%, dan Muhaimin 44%.
Baca Juga: WeTV Mempersembahkan 4 Drama China Terbaru yang Memukau
Dari fakta ini, keputusan Partai Golkar merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Capres Prabowo Subianto dari Partai Gerindra, dan kemudian mengusulkan Gibran Rakabuming sebagai cawapresnya, boleh jadi merupakan strategi yang jitu?
Prabowo-Gibran dipersepsikan merepresentasikan pasangan capres cawapres tua dan muda. Prabowo mewakili orang tua (dewasa), Gibran mewakili anak muda (kaum milenial dan generasi Z), bonus demografi kelompok usia pemilih terbesar Pilpres 2024.
Ke depan bila mesin politik Tim Prabowo-Gibran berjalan efektif, bukan tidak mungkin, harapan pasangan nomor urut dua Prabowo-Gibran untuk bisa melenggang, memenangkan satu putaran Pilpres 2024 bakal terwujud.
Meski riasan gejolak politik yang penuh lika-liku lewat proses yang cukup pelik karena adanya tarik-ulur kepentingan di sana sini, Golkar tetap memilih pasangan nomor urut dua tersebut tentu setelah melalui perhitungan yang matang.
Memang, keputusan itu diambil di menit-menit terakhir, di hari-hari terakhir menjelang batas akhir pendaftaran ke KPU. Sebab, namun Ketum Golkar Airlangga Hartarto pada akhirnya harus memutuskan mau dibawa ke mana arah partainya di Pilpres 2024.