unescoworldheritagesites.com

Eko Patrio Klarifikasi Ketum PAN Zulhas, Tak Ada Maksud Melecehkan Agama - News

Eko Patrio (IG Eko Patrio)

: Eko Patrio klarifikasi Ketum PAN Zulhas. Menurut Eko tak ada
maksud melecehkan agama. Candaan Ketum PAN Zulkifli Hasan ( Zulhas ) mengenai bacaan sholat dan tahiyat akhir viral di media sosial dan menuai kontroversi.

Karena candaan itu, Zulhas pun menuai kecaman. Politisi PAN sekaligus Tim Komunikasi TKN Prabowo-Gibran Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) mengatakan bahwa video itu diduga dipotong agar memberikan citra buruk sebagai Ketum PAN.

"Video ini dipotong-potong lalu diviralkan di media sosial, padahal konteks pidato Pak Zulkifli itu baik karena mengajak masyarakat agar tidak terpecah belah ketika menghadapi Pemilu ke depan", kata Eko, dalam keterangannya, Kamis (21/12/2023).

Baca Juga: KPK Juga Usut Dugaan Keterlibatan Gunernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba Terkait Kasus Nikel

"Pak Ketum hanya menjelaskan fenomena di masyarakat, bagaimana urusan politik ini sampai terbawa-bawa ke ranah privat seperti sholat atau beribadah sehingga beliau menyampaikan bahwa jangan sampai hal tersebut terjadi di kontestasi pemilu", tambahnya.

Eko menjelaskan Zulkifli Hasan tidak mungkin untuk menistakan agama. Pasalnya, kedekatan Ketum PAN sekaligus Menteri Perdagangan RI (Mendag) tersebut dengan para ulama menjadi indikator yang menggambarkan Zulhas sebagai pribadi yang taat agama dan menghormati para alim ulama.

Eko menyebut Zulhas juga merupakan sosok yang terus memperjuangkan Palestina. Bahkan, melalui partainya di seluruh Indonesia menggalang pengumpulan dana untuk Palestina.

Baca Juga: Harusnya Zulkifli Hasan Belajar dari Kasus Ahok yang Dianggap Menista Agama

"Alhamdulillah total terkumpul Rp 4,7 milyar, dan turut serta membangun mushola dan masjid dimana-mana tanpa Diketahui oleh orang banyak dan belum lagi setiap tahun seluruh pengurus PAN seluruh Indonesia diajak umroh dan haji," kata Eko.

"Saya menilai tidak mungkin juga jika Pak Zul dituduh menistakan agama. Beliau ini taat dalam menjalankan perintah agama dan dekat dengan para ulama", imbuhnya.

Eko mengingatkan bahwa masyarakat perlu ekstra hati-hati dalam penyebaran video hoax dan video yang dipotong-potong. Kecanggihan gadget membuat kontestasi Pemilu menjadi ajang perpecahan.

"Sekarang ini era di mana video tidak hanya disebarkan, tetapi dipotong, lalu diberi narasi negatif sehingga masyarakat terbawa narasi hoaks yang belum tentu kebenarannya", kata Eko.

Maka dari itu, Eko menghimbau agar kontestasi Pemilu tidak saling menghujat satu dengan yang lain dan mengedepankan husnudzon atau berprasangka baik dalam melihat video atau gambar yang belum tentu kebenarannya.

"Tentunya saya mengimbau agar masyarakat bisa lebih kritis lagi sekaligus husnudzon, bisa jadi video atau gambar yang diterima itu dibuat-buat, atau dipotong-potong sehingga informasi tidak tersampaikan dengan baik", tutup Eko.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat