: Calon anggota legislatif (Caleg) Kota Solo, Slamet Widodo, rela menyisihkan pendapatannya berjualan sabun cair untuk biaya maju menjadi caleg. Slamet Widodo, yang juga penyandang disabilitas itu, setiap hari harus menyisihkan Rp10.000 untuk modal nyaleg.
"Kalau omzet sehari bisa Rp200.000 tapi keuntungan sebesar Rp80.000, saya sisihkan Rp10.000 tiap hari. Kalau sudah mencapai Rp150.000, baru buat mencetak APK (Alat Peraga Kampanye), jadi memang harus sabar," kata Slamet Widodo saat ditemui di rumahnya di Pucangsawit, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (20/1/2024).
Sabun cair produksi dirinya bersama temannya iru, dipasarkan secara online dan offline se Solo Raya untuk partai besar. Dalam sehari dirinya bisa menjual rata-rata tiga kardus berisi 24 botol sabun cair.
Baca Juga: Tidak Main-main Slank Dukung Ganjar Mahfud, Abdee Mundur dari Komisaris PT Telkom Indonesia
"Tapi sejak sebulan ini sampai besok selesai kampanye, saya sudah off produksi, mau fokus di Pemilu dulu," kata alumni FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu.
Caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, mengaku tertarik maju sebagai caleg karena ingin memperjuangkan Kota Solo sebagai kota inklusif.
"Kebetulan saya penyandang disabilitas jadi saya memperjuangkan Solo lebih inklusif. Menurut saya saat ini pembangunan infrastruktur kurang inpelementatif bagi disabilitas," jelas ayah dua anak ini.
Terutama untuk transportasi, gedung-gedung, dan infrastruktur lainnya. Untuk itu, dirinya ingin masuk ke lembaga pembuat kebijakan sehingga bisa membawa warna untuk memperjuangkan disabilitas.
Dirinya mengaku pencalegannya itu mendapat dukungan dari banyak pihak termasuk dari partai yang mengusungnya. Tidak hanya dorongan semangat tetapi juga dukungan sponsor terutama untuk membiayai pembuatan APK.
"Saya tertarik terjun ke politik sudah lama sejak 2004 sejak masih kuliah. Dulu saat kuliah juga aktif di LDK dan Kammi," kata Slamet Widodo yang mengalani disabilitas sejak usia 2 tahun karena serangan Polio itu.
Caleg dari Dapil 5 Jebres itu berharap nanti jika terpilih sebagai anggota legislatif mampu memperjuangkan penyandang disabilitas. ***