unescoworldheritagesites.com

Jokowi Mengatakan Presiden Boleh Kampanye, Aria Bima Sebut Pembisiknya Keliru - News

Politisi PDIP Aria Bima (Endang Kusumastuti)

: PresidenJoko Widodo (Jokowi) menyatakan seorang presiden boleh kampanye dan boleh memihak. Menanggapi hal itu,  politisi PDIP Aria Bima menyebut pembisik Presiden Jokowi keliru.

"Karena kepala negara adalah kepalanya satu, kaki tangannya adalah  seluruh tumpah darah dan seluruh kelompk masyarajat. Ini yang saya sebut pembisiknya keliru," jelas Aria Bima di sela-sela acara Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Megaland Hotel Solo, Jawa Tengah, Rabu (24/1/2024).

Menurut politisi senior PDIP asal Kota Solo itu,  Jokowi adalah kepala negara, tidak hanya kepala pemerintahan. Dimana posisinya berdasarkan konstitusi, seorang kepala negara harus melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Artinya berdiri di atas semua kelompok dan golongan.

 Baca Juga: Anggota Komisi X DPR RI dari Partai Golkar Robert Joppy Kardinal Pantau Keberhasilan Program KIP di Unimuda Sorong

"Jadi dia menjadi presidennya pak Ganjar, pak Mahfud dan presidennya pak Anies dan Cak Imin, tidak hanya presidennya pak Prabowo dan maa Gibran," katanya lagi.

Atas dasar konstitusi itu, menurut Aria Bima yang menyebabkan presiden tidak bisa memihak kepada salah satu pihak. Hal tersebut tidak bisa dibantah lagi.

"Saya tidak bicara etis atau tidak, ini adalah konstitusi.Begitu juga pak Ganjar,  dalam kontestasi ini ada permainan diantara kontestan Pemilu, tapi kalau sudah jadi, pak Ganjar dan pak Mahfud adalah presiden bukan hanya pengusungnya," jelasnya.

 Baca Juga: Indonesia Dukung Perjuangan Palestina, Ini Pernyataan Keras Menlu Retno dalam Debat Terbuka DK PBB

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan jika presiden bisa kampanye dan memihak. Asalkan saat kampanye tidak menggunakan fasilitas negara.

Dia juga mengatakan jika presiden dan menteri adalah pejabat publik dan pejabat politik. Sehingga mereka bisa kampanye dalam Pemilu. ***

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat