unescoworldheritagesites.com

Sebut Airlangga Punya Peluang Kuat Kembali Pimpin Golkar, Direktur P3S Jerry Massie: Prestasi dan Pencapaian Nyata! - News

Ketua Umum Partai Golkar bersama Capres Prabowo Subianto dalam satu kesempatan mengunjungi DPP Golkar Slipi dinilai oleh pengamat politik memiliki kans kuat memimpin kembali Golkar 5 tahun ke depan, dalam Munas Golkar, Oktober mendatang (AG Sofyan)

: Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie mengungkapkan Airlangga Hartarto memiliki potensi untuk kembali memimpin Partai Golkar paska Pemilu 2024. 
 
Meski potensi dan kesempatan itu sama besar dengan tiga kandidat lainnya yang santer muncul seperti yang banyak diberitakan media, yakni Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Bahlil Lahadalia.
 
“Kalau saya lihat Airlangga punya potensi lebih besar. Semua punya potensi-lah. Saya tidak bilang Bahlil tidak punya peluang. Tapi ada kecenderungan kans lebih besar,” kata Jerry Massie kepada wartawan di Jakarta. 
 
 
Jerry tak memungkiri antara Airlangga dan Bahlil mempunyai kedekatan dengan Joko Widodo.
 
Jerry juga mengakui Partai Golkar memang sangat berbeda dengan parpol lain. Selain Golkar tercatat sebagai partai senior dibandingkan partai lain selain PDI Perjuangan dan PPP, partai berlogo Pohon Beringin ini pernah menjadi the ruling party saat Orde Baru. Bahkan saking digdayanya sekalipun bermutasi menjadi partai baru, seperti Hanura, Gerindra, dan NasDem yang dibidani kader-kader senior Golkar, toh Beringin tetap menduduki posisi tiga besar. 
 
Malahan saat dipimpin Ketua Umum Akbar Tandjung, Golkar mampu reborn menjadi juara Pemilu 2004.
 
 
Golkar, Kekuatan Parpol Berpengaruh
 
Jerry menyebut Golkar sebagai kekuatan politik berpengaruh bagi kehidupan berbangsa dan bernegara juga menarik untuk disimak. 
 
Jika sebelum kepemimpinan Airlangga Hartarto, Golkar mengarahkan dukungan kepada Prabowo Subianto yang tak lain rival Joko Widodo di Pilpres 2014. Namun saat Airlangga menakhodai Golkar, dukungan sepenuhnya diberikan kepada Jokowi. Dan ketika Pilpres 2024 berlangsung, Airlangga berhasil mengendorse Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres untuk diduetkan dengan Capres Prabowo Subianto, yang sudah tentu didukung oleh Jokowi untuk menghadapi Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud. 
 
Semua skenario tersebut adalah kejelian dan kelihaian Airlangga Hartarto sebagai dirijen dalam "memanfaatkan" Jokowi effect melalui figur Gibran yang dipasangkan dengan Prabowo. Meski juga tak terlepas dari magnet Prabowo sendiri untuk memperbesar elektoral kemenangan si Pilpres 2024.
 
 
Jerry juga mengulas, bagaimana Golkar saat dipimpin mulai dari Harmoko, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie (ARB), Setya Novanto, hingga saat ini Airlangga Hartarto.
 
“Menariknya selama 2 periode Golkar dipimpin Airlangga, telah banyak kemajuan. Bahkan Golkar mampu menepis analisa pengamat bahwa Golkar tahun ini (Pileg 2024) mengalami penurunan suara akibat kader terbaiknya tidak berhasil diusung sebagai Capres. Namun faktanya hari ini justru penyebaran kemenangan Golkar di hampir semua provinsi lebih banyak ketimbang PDIP. Sehingga kans untuk menguasai kursi di DPR terbuka lebar," urainya. 
 
Ia memperkirakan, untuk lima tahun ke depan Golkar dapat leading dan tidak menutup kemungkinan bersaing dengan Gerindra. 
 
Pada intinya, Jerry melihat sementara keempat calon Ketua Umum Golkar ini mempunyai nama besar di publik, namun kembali lagi persiapan mereka sendiri.
 
 
“Jangan lupa juga ada nama-nama besar yang turut berperan dalam kemenangan Golkar. Ada Akbar Tandjung dan ARB selaku mantan Ketua Umum, juga Agung Laksono yang juga memiliki pengaruh di kubu Ancol. Perlu diingat bahwa di tubuh Golkar ada kubu Ancol. Ada Airlangga Hartarto dan Agus Gumiwang. Sedangkan kubu Golkar Bali ada Aburizal Bakrie,” ungkap Jerry.
 
Selain itu, Jerry memprediksi Bambang Soesatyo yang saat ini menjabat Ketua MPR RI, pasti punya keinginan juga menjadi Ketum Golkar. 
 
Menurut Jerry ini sebuah challenge bagi Bamsoet untuk tampil 2029 nanti.
 
“Waktu itu sempat gagal, atau diam-diam dia punya strategi dan waktu lalu banyak juga pemilihnya. Memang waktu itu saingan utama Airlangga tak lain ya Bamsoet,” ujarnya.
 
 
Namun kali ini, Jerry menyimpulkan serta memperkirakan sosok Bahlil akan dijadikan sebagai kuda hitam.
 
Alasannya, Bahlil ini sangat vokal dan dipercaya oleh Presiden Joko Widodo juga mengingat ada Luhut Binsar Pandjaitan konon sebagai promotornya.
 
Dengan begini, Jerry mengingatkan jangan pernah dianggap enteng bisikan dari Luhut.
 
"Memang LBP tidak mencalonkan diri sebagai Ketum Golkar. Tapi pengaruhnya jelas ada dan nyata,” tandasnya.
 
 
Sangat jelas juga, kata Jerry, sempat terdengar isu Jokowi akan bergabung ke Golkar walaupun memang dalam AD/ART Partai Golkar, mensyaratkan bahwa Caketum Partai Golkar minimal harus lima tahun sebagai Pengurus Harian di DPP atau DPD, baru dapat ikut kontestasi di Munas bertarung memperebutkan Golkar 1.
 
“Tetapi Jokowi bisa menentukan ke depan Ketua Golkar siapa dan lebih baik memilih cara safety-lah untuk tidak membuat gaduh Golkar. Apalagi kemarin Gibran yang pertama telah diusung Golkar,” pungkasnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat