unescoworldheritagesites.com

Presiden Jokowi: Ke Depan Indonesia Butuh Pemimpin yang Berani dan Konsisten - News

Presiden Jokowi: Ke Depan Indonesia Butuh Pemimpin yang Berani dan Konsisten (BPMI Setpres)

 

: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan ke depan Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani dan konsisten karena tantangan dan tekanan yang dihadapi akan semakin meningkat.

Hal itu disampaikan Presiden saat melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/8/2023), seperti dilaporkan di laman resmi Presiden RI.

“Nanti butuh yang ke depan—karena tekanan-tekanannya menurut saya makin berat - nyali, keberanian. Yang kedua, konsistensi. Konsistensi itu saja sudah karena butuh daya tahan, butuh daya tahan,” tulisnya.

Baca Juga: Anthony Joshua Menang KO Ronde 7 atas Robert Helenius, Petinju yang Dihentikan Wilder Ronde 1

Menurut Presiden, pemimpin macam ini penting untuk menjaga kebijakan-kebijakan yang telah dibuat untuk memajukan bangsa, di antaranya terkait hilirisasi industri.

Kepala Negara menjelaskan bahwa kebijakan berani yang dilakukan oleh Indonesia seperti hilirisasi industri nantinya akan menghadapi tantangan yang tidak mudah.

Presiden juga menyebut tantangan tersebut dapat berdampak terhadap ekonomi nasional sehingga diperlukan konsistensi untuk mempertahankan kebijakan yang telah ada.

Baca Juga: Usai Dikatakan Ditolak Jadi Cawapres Anies, Yenny Wahid dan Gibran WA an

“Ke depan saya kira bukan tentang siapa presidennya, yang paling penting menurut saya enggak bisa (untuk) konsisten terhadap apa yang sudah kita mulai ini, berani enggak, ini butuh keberanian,” ucapnya.

Presiden memberi contoh saat Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO memenangkan gugatan Uni Eropa soal keputusan Indonesia menyetop ekspor bijih nikel.

“Kita enggak akan berhenti meskipun digugat,” tandas Presiden dalam pertemuan tersebut yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Baca Juga: Kemendikbudristek Dukung Upaya Pemajuan UMKM melalui Berbagai Program

Lebih lanjut Presiden meyakini bahwa jika Indonesia dapat mempertahankan industri hilirisasi dalam kurun waktu 15 tahun, maka pendapatan per kapita nasional akan naik di atas USD10.000.

“Artinya sudah masuk ke (kategori) negara maju karena pendapatan per kapita untuk negara maju kan biasanya di atas USD11.000,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat