: Spanduk bergambar Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka berjajar dengan foto tujuh Presiden Indonesia, dipasang warga Tipes, Serengan, Solo. Tapi, anehnya setelah foto Presiden Joko Widodo dan sebelum foto Gibran, ada gambar tanda tanya berwarna hitam.
Spanduk itu dipasang di depan sebuah showroom kendaraan oleh sang pemilik, Andi Setiawan (49). Tepatnya di Jalan Veteran nomor 31 di Tipes, Serengan, Solo. Menurut Andi, ada foto Gibran dalam jajaran Presiden Indonesia itu, karena dia menilai Gibran adalah the next leader.
"Spanduk dipasang sudah minggu lalu, atas inisiatif sendiri," jelas Andi kepada wartawan, Selasa (31/5/2022).
Baca Juga: Ahli Waris Tanah Lokasi Patung Yesus Kristus Sibeabea Minta Perlindungan Hukum Ke LBH-GRACIA
Pemasangan spanduk foto tujuh Presiden Indonesia mulai dari Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menurut Andi, karena kita semua adalah NKRI sehingga semua presiden harus ada.
Sedangkan adanya foto Gibran yang mengenakan kemeja putih tersebut, Andi mengatakan jika Gibran adalah sosok anak muda yang kinerjanya sudah jelas.
"Pro orang kecil dan tanggap dengan keluhan rakyat. Ada tanggapan jika ada keluhan, sedikit bicara banyak kerja. Bisa jadi pemimpin masa depan, tapi entah kapan," jelasnya lagi.
Disinggung adanya gambar tanda tanya diantara foto Presiden Jokowi dengan Gibran, Andi mengatakan jika hal tersebut ada beberapa makna. Yakni, bisa jadi karena mempertanyakan kinerja presiden mulai dari pertama hingga ketujuh yang hingga saat ini belum baik dan harus dibenahi,
Baca Juga: Tegas, Ganjar Pranowo Beri Peringatan Agar Pejabat Di Jateng Jaga Integritas
Makna lainnya adalah pada Pemilu 2024, presidennya adalah Mr X dan wakilnya Gibran. Atau bisa juga bermakna Gibran menjadi presiden setelah Pemilu 2024.
"Ini juga pembelajaran, foto Mas Gibran sebagai Wali Kota Solo dipasang bersama tujuh presiden. Selama ini kan kayak presiden yang dahulu-dahulu kemudian sekarang yang memimpin kadang dijelek-jelekkan kinerjanya," paparnya.
Untuk itu pihaknya berharap dalam Pemiku 2024, siapapun presidennya harus di suport oleh seluruh masyarakat, agar tidak terbelah. Tidak seperti Pemiku 2019 lalu, dimana ada dua kubu yang dinilainya sebagai Pemilu yang paling rusuh.
Baca Juga: Penyidik Kejagung Tetapkan Manager PT MLI Inisial T Tersangka Dugaan Korupsi Impor Baja
"Ada dua kubu yang luar biasa, dan Pemilu paling rusuh adalah tahun 2019. Ke depan, sebagai masyarakat NKRI harus mendukung siapapun yang terpilih," katanya.