unescoworldheritagesites.com

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Jaga Identitas Keberagaman Indonesia Tetap Tangguh Di Pusaran Krisis - News

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) akan menggelar Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) yang dalam kepanitiaan KMAN VI dipimpin Mathius Awoitauw yang juga Bupati Jayapura siap jaga identitas keberagaman Indonesia tetap tangguh di pusaran krisis (AG Sofyan )

 
 
: Aliansi Masyarakat Adat 
Nusantara (AMAN) akan menggelar Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau disingkat KMAN.
 
Kongres Masyarakat Adat Nusantara itu sendiri dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali.
 
KMAN memiliki sebuah mekanisme untuk melakukan refleksi dan konsolidasi organisasi menuju gerakan Masyarakat Adat yang terpimpin.
 
 
"Sebagai salah satu organisasi Masyarakat Adat terbesar di dunia, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) memiliki sebuah perhelatan yang menjadi momentum bagi refleksi dan konsolidasi menuju gerakan Masyarakat Adat yang terpimpin,' kata Mathius Awoitauw selaku Panitia KMAN VI kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/7/2022).
 
Mathius Awoitauw menjelaskan KMAN ini diselenggarakan setiap lima tahun sekali dan menjadi proses pengambilan keputusan strategis tertinggi, di mana Masyarakat Adat melakukan musyawarah dalam merumuskan sikap dan pandangan Masyarakat Adat, mengonsolidasikan gerakan Masyarakat Adat, melakukan dialog serta merumuskan dan menetapkan mekanisme organisasi.
 
 
Saat ini, kata dia, AMAN tengah melakukan serangkaian persiapan menuju KMAN VI yang akan diselenggarakan di Wilayah Adat Tabi, Papua pada 24-30 Oktober 2022 dengan tema
 
“Bersatu Pulihkan Kedaulatan Masyarakat Adat untuk Menjaga Identitas Kebangsaan Indonesia yang Beragam dan Tangguh Menghadapi Krisis.” 
 
"Pemulihan menjadi kata kunci yang menegaskan persoalan Masyarakat Adat. Sementara kedaulatan menjadi pengikat atas melekatnya hak Masyarakat Adat yang sekaligus menjadi syarat bagi Indonesia untuk merawat keberagaman dan ketangguhan menghadapi krisis apa pun," tegas Mathius Awoitauw yang juga Bupati Jayapura ini.
 
 
Mathius mengutarakan bahwa KMAN VI akan menjadi pelangi indah di Wilayah Adat Tabi yang menjadi tuan rumah. 
 
“Kita harus bersatu dan kompak karena ini adalah persembahan luar biasa bagi Masyarakat Adat. Kita akan sambut saudara-saudara kita,” ucapnya. 
 
Selain instansi pemerintah di tingkat pusat dan daerah, dukungan atas KMAN VI juga datang dari komunitas Masyarakat Adat Papua, DPR Papua, Gubernur Papua, Dewan Adat Papua, dan Majelis Rakyat Papua. 
 
 
Pada kesempatan yang sama Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi menyatakan rasa terima kasih atas derasnya dukungan dari berbagai pihak, terutama Masyarakat Adat di Wilayah Adat Tabi. 
 
Rukka mengutarakan bahwa AMAN ingin Masyarakat Adat di Papua menjadi salah satu fokus yang tampil dalam KMAN VI.
 
Selain itu, KMAN ini adalah untuk menunjukkan bahwa Masyarakat Adat adalah komponen utama dan garda terdepan bangsa serta solusi atas berbagai persoalan di Indonesia dan dunia.
 
 
“KMAN VI akan dihadiri oleh sekitar lima ribu sampai sepuluh ribu Masyarakat Adat dari berbagai penjuru Nusantara serta ratusan peninjau (perwakilan Masyarakat Adat mancanegara, aktivis, peneliti, akademisi, jurnalis, dan lainnya) yang mencapai sekitar 30 persen dari jumlah peserta. Kami akan hadir sebagai saudara, bukan tamu. Semua akan berkumpul di Wilayah Adat Tabi, tinggal di rumah penduduk, dan makan dari makanan yang dikonsumsi Masyarakat Adat di sana,” ungkap Rukka.
 
KMAN VI akan mencakup beragam kegiatan yang terdiri dari pawai budaya, dialog umum, rangkaian sarasehan, sidang-sidang KMAN VI, pagelaran seni dan budaya Masyarakat Adat, pameran produk Masyarakat Adat, festival kuliner, Festival Danau Sentani serta perayaan Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Papua.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat