unescoworldheritagesites.com

LaNyalla: Filosofi Pancasila Harus Dikembalikan dan Dijaga Seperti Orang Bone Jaga Falsafah - News

Rapat Kerja Nasional ke-I Kerukunan Keluarga Masyarakat (KKM) Bone di Makassar, 29-31 Juli 2022. Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti tampil jadi salah satu pembicara secara virtual. (Istimewa)

: Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengajak seluruh masyarakat Bone untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila, seperti selama ini masyarakat Bone menjaga dan menerapkan falsafah hidup.

Hal itu disampaikan LaNyalla secara virtual dalam Rapat Kerja Nasional ke-I Kerukunan Keluarga Masyarakat (KKM) Bone di Makassar, 29-31 Juli 2022.

"Jika filosofi masyarakat Bugis harus kita pertahankan, mengapa filosofi negara ini kita biarkan hilang dan ditenggelamkan oleh demokrasi barat? Inilah salah satu tugas kita sebagai anak kandung Ibu Pertiwi, untuk mengembalikan nilai-nilai Pancasila," ujarnya.

Baca Juga: Maknai Tahun Baru Islam, LaNyalla:  Muslim Harus Bergerak Menjadi Lebih Baik

Oleh karena itu, LaNyalla berharap KKM Bone ikut menyuarakan pentingnya kembali memastikan Pancasila sebagai falsafah bernegara Indonesia. Menjadi sistem yang sesuai dengan bangsa yang super majemuk ini, dan mengembalikan spirit lima sila sebagai derifatif dari pasal-pasal di dalam Konstitusi.

Ditegaskan LaNyalla, prinsip-prinsip hidup yang dianut orang Bugis yaitu Resopa Temangingi, Naiya Naletei Pammase Dewata, merupakan pengantar sukses orang Bugis.

Prinsip itu menjadikan masyarakat Bone mampu memberikan sumbangsih bagi negeri. Salah satunya masyarakat Bone yang menjunjung tinggi prinsip saling menghormati saling menasehati di jalan kebenaran, juga bersikap sosial pemurah.

Baca Juga: Lirik Lagu Berita Kepada Kawan - Ebiet G Ade...Coba Kita Bertanya pada Rumput yang Bergoyang

"Bagi orang Bone, menjadi manusia yang baik itu tidak hanya memikirkan persoalan individual belaka. Mereka sangat peduli pada orang-orang di sekitar. Apalagi keluarga dan sahabat yang membutuhkan bantuan. Bagi pemeluk agama Islam, prinsip ini sejatinya adalah perwujudan
dari perintah Allah SWT dalam Alquran," paparnya.

Menurutnya, Itulah kenapa orang Bone mengenal prinsip sama rasa sama nasib. Mereka akan menyatu dalam derita dan nasib yang sama, kemudian berupaya lepas dari derita secara bersama-sama pula.

"Ini prinsip luar biasa yang harus kita jaga. Prinsip tersebut sama sebangun dengan nilai-nilai dari grondslag bangsa ini, yaitu Pancasila. Dimana bangsa ini adalah bangsa yang berketuhanan. Bangsa yang beradab. Bangsa yang Bersatu. Bangsa yang mengutamakan musyawarah, dan Bangsa yang menjadikan keadilan sosial sebagai tujuan hakikinya," tuturnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Kasih Ibu Karya Mochtar Embut, Singkat dan Ringan Namun Bisa Membuat Air Mata Meleleh

Sayangnya, nilai-nilai Pancasila itu sudah ditinggalkan total bangsa ini sejak dilakukan Amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 hingga 2002. Dimana UUD hasil Amandemen isinya 95 persen telah berbeda dan berubah dari Naskah Asli UUD 1945.

"Sehingga sejak tahun 2002, Indonesia
kehilangan falsafahnya. Makanya wajar bila kita merasakan masyarakat dan negara ini semakin individualis, semakin sekuler, semakin liberalis dan ekonominya semakin kapitalis. Juga ketidakadilan serta kemiskinan struktural dirasakan langsung oleh rakyat di negara yang kaya Sumber Daya Alam ini," ungkapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat