unescoworldheritagesites.com

Dirjen Kebudayaan Angkat Topi Sepuluh Seniman Unjuk Karya Kebebasan Berekspresi "di Luar Ruang" Inklusifitas - News

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid angkat topi sepuluh seniman, salah satunya Andriani Latania  yang unjuk karya kebebasan berekspresi  (AG Sofyan )

: Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid angkat topi sepuluh seniman unjuk karya kebebasan berekspresi "di Luar Ruang" inklusifitas  dengan digelarnya pameran yang dipersembahkan oleh Revoluta Art Space di The Ritz Carlton, Jakarta, dengan kick off  pada 20 Maret dan akan berakhir hingga 20 April 2023.
 
Pameran ini menghadirkan karya dari para 10 orang seniman dengan spektrum ekspresi yang beragam.  Mulai dari pematung senior  Amrus Natalsya, seniman pahat Adi Gunawan, perupa Adikara Rachman, Adriani Latania, Eko Banding, Galuh Tajimalela, Ida Bagus Indra, Putu Bonuz Sudiana, Revoluta S, dan William Robert .
 
Karya pada seniman  yang dihadirkan di galeri di Ritz Carlton ini telah melalui proses kurasi oleh Kurator Muda Putri Hasquita Ardala sedemikian rupa sehingga selaras dengan tema pameran "di Luar Ruang".
 
 
Dirjen Hilmar Farid menilai pemilihan tempat pelaksanaan di The Ritz Carlton merupakan sebuah deliberate choice yang bukan tanpa alasan. 
 
"Jika selama ini pameran seni rupa umumnya dilakukan di museum, maka pameran kali ini membawa karya seni ke ruang yang berbeda. Maksudnya tidak lain untuk memperluas audiens dengan harapan bisa meningkatkan minat masyarakat luas pada karya seni yang 
berkualitas," tutur Dirjen Hilmar kepada saat membuka pameran di The Ritz Carlton, Mega Kuningan, LG Floor, Jakarta, Senin (20/3/2023).
 
Hadir pada moment tersebut, Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin, Perwakilan Kedubes Kenya, Maroko, penikmat seni, seniman dan beberapa kolektor seni.
 
 
Dirjen Hilmar juga menyampaikan bahwa melalui pameran ini terlihat bahwa karya seni lukis maupun karya patung bukan hanya himpunan karya yang indah dan enak dilihat tetapi juga mengundang perenungan  dan membawa ke ruang berfikir yang baru.
 
Dirjen Kebudayaan ini mengungkapkan bahwa melalui pameran ini terlihat bahwa karya seni lukis dan karya patung bukan hanya himpunan karya yang indah dan enak dilihat tetapi juga mengundang merenung dan membawa ke ruang berfikir yang baru.
 
"Saya berharap pameran ini dapat memperkaya pengalaman kita berinteraksi dengan kesenian Indonesia yang luar biasa, serta memberikan inspirasi untuk menghadirkan seni yang baru," tandasnya.
 
 
Hilmar juga menyatakan rasa kagumnya pada salah seorang pelukis terlibat dalam pameran ini, Andriani Latania.
 
"Saya juga baru tahu kalau beliau juga memiliki bakat terpendam melukis. Karena saya mengenalnya sebagai kakak kelas di Lab School. Saya melihat karya beliau sebagai hasil karya yang thoughtful sekali," ungkap Hilmar.
 
Dari hasil goresan karya Andriani, ia menyatakan bisa terbaca bahwa kedua karya Andriani, Talk dan Faithfulness, merupakan perwujudan suatu perenungan dan refleksi atas situasi sekarang.
 
 
Pameran karya 10 seniman dengan genre berbeda  yang dipersembahkan oleh Revoluta Art Space di helat di The Ritz Carlton, Jakarta, dengan kick off  pada 20 Maret dan akan berakhir hingga 20 April 2023 mendapatkan respon positif dari penikmat seni dan pengunjung dari Kedubes sahabat RI
Pameran karya 10 seniman dengan genre berbeda yang dipersembahkan oleh Revoluta Art Space di helat di The Ritz Carlton, Jakarta, dengan kick off pada 20 Maret dan akan berakhir hingga 20 April 2023 mendapatkan respon positif dari penikmat seni dan pengunjung dari Kedubes sahabat RI (AG Sofyan )
"Ini menjadi bagian kontemplasi dari kegalauan sosial, posisi perempuan saat ini, kondisi masyarakat saat ini," tuturnya.
 
Pelukis Andriani Latania, yang menyertakan dua karyanya dalam pameran ini, Talk dan Faithfulness, menyebut bahwa karyanya ini  menjadi debut baru perempuan cantik ini dalam memamerkan karyanya.
 
"Saya sudah mencintai seni sejak kecil. Karena itu saya memahami bahwa dalam suatu penciptaan karya seni, dibutuhkan suatu proses. Di situlah nilai utama yang harus menjadi pegangan dari setiap pelaku seni, yakni keberanian untuk berekspresi, dan menerima esensi dari berkarya yaitu tidak ada karya yang dilahirkan melalui begitu saja tanpa melalui suatu proses," ucapnya.
 
 
Talk and Faithfulness
 
Adriani menyatakan karyanya ini merupakan bentuk self expression yang menjadi stimulan dalam kemampuannya untuk berkreasi dengan kombinasi warna yang beragam dan unik. 
 
Dalam karyanya, Talk, Andriani menginkorporasikan pengalaman hidupnya sebagai wanita dewasa di tengah dunia yang dipenuhi suara dan digerakkan 
dengan kekuatan algoritma. 
 
"Dalam ruang masyarakat saat ini, perempuan seakan-akan berada di tengah sungai pemikiran yang mengalir deras. Lukisan ini merupakan representasi dari keadaan psikologi perempuan yang independen dan ekspresif di tengah berbagai peran yang dijalani oleh perempuan dalam 
masyarakat," urainya.
 
 
Ia juga menyatakan bahwa kemampuan untuk mengekspresikan diri, bagi dan untuk diri sendiri, merupakan aset yang penting bagi perempuan agar tidak kehilangan identitas personalnya di tengah aliran opini.
 
Masih dalam tema kekuatan identitas personal, Faithfulness, menjadi bentuk afirmasi Andriani baik kepada dirinya sendiri maupun kepada dunia bahwa menjadi independen tidak dapat lepas dari kemampuan kita untuk tetap setia terhadap prinsip. 
 
Prinsip yang mungkin terdiri dari berbagai nilai yang dibentuk oleh norma dan tuntutan sosial ini merupakan pondasi utama bagi perempuan untuk tidak kehilangan jati dirinya. 
 
 
Keberanian perempuan untuk melepaskan diri dari stereotype serta tuntutan society menjadi jiwa utama dalam lukisan ini. 
 
"Angka-angka dalam lukisan, merupakan simbol kesadaran akan pertimbangan masa dan waktu yang mengikat ruang. Jadi melalui goresan lukisan ini, saya berusaha untuk merepresentasikan pesona dari perempuan modern di masyarakat," pungkasnya. 
 
"Ruang" dan "Sekat" 
 
Sementara itu Revoluta selaku Founder Revoluta Art Space menyatakan pameran yang dia helat paska Pandemi ini berupaya untuk mengajak penikmat seni dan pengunjung pameran ini bisa berdiskusi dan merumuskan jawaban atas dua pertanyaan:
 
 
Apakah mungkin seniman memberikan nafas pada karya yang bersemayam di luar ruang sosial dan lahir di luar ruang konstruksi norma?
 
Lalu, apakah mungkin juga seorang seniman melepaskan jiwanya dari sekat-sekat kreatifitas, untuk menempatkan dirinya di luar ruang batasan logika, serta hidup di luar ruang bermasyarakat?
 
Diskursus dan jawabannya dengan melalui analogi konsep ruang yang telah dalam berbagai pembahasan keilmuan untuk merepresentasikan konsep keberadaan serta kesadaran. 
 
 
"Dalam pameran ini kami berusaha untuk memberikan apresiasi kepada seniman yang mampu mencari jalan terbaik dalam mempertahankan individualitas, gaya, serta memberikan nafas personal dalam setiap karyanya," kata Revoluta.
 
Setiap seniman yang karyanya dipamerkan, tuturnya, mampu memberikan makna dan menghargai pentingnya proses kreasi.
 
Pameran 10 seniman dengan tajuk di Luar Ruang dibuka Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dan dihadiri Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin  dipersembahkan oleh Revoluta Art Space di The Ritz Carlton, Jakarta, dengan kick off  pada 20 Maret dan akan berakhir hingga 20 April 2023
Pameran 10 seniman dengan tajuk di Luar Ruang dibuka Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid dan dihadiri Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dipersembahkan oleh Revoluta Art Space di The Ritz Carlton, Jakarta, dengan kick off pada 20 Maret dan akan berakhir hingga 20 April 2023 (AG Sofyan )
"Mereka adalah orang-orang yang mampu mengendalikan "ruang" kreatifitas sehingga berada 'di luar ruang' mainstream tidak menjadi batasan atas karya yang mereka produksi," jelasnya.
 
 
"Mereka juga merupakan seniman dan individu yang mengalami berbagai gejolak personal dan dinamika proses kreatif. Oleh sebab itu, mereka telah dan akan terus mengalami perkembangan identitas seninya. Karya yang mereka tampilkan dalam pameran ini merupakan sebuah representasi dari respon mereka terhadap dunia sosial, dan konstruksi norma," imbuh Revoluta yang juga Founder Artpora.
 
Kurator muda Putri Hasquita Ardala dalam pameran ini mengatakan karya-karya dalam pameran ini terbagi menjadi tiga kategori peruangan. 
 
Kategori yang pertama adalah ekspresi, dengan karya yang sarat dengan muatan self-reflection dan self-expression dimana perupa memproyeksikan gejolak yang ada di dalam ruang personalnya. 
 
 
Kategori yang kedua adalah apresiasi, yang sarat dengan karya persembahan dari perupa terhadap hal- hal yang mereka temui di dunia sekitarnya.
 
Dan terakhir adalah kategori refleksi, yang memuat karya dengan muatan dialog serta merespon pergolakan dalam ruang kesadaran perupa di luar ruang nyamannya.
 
"Kami berharap, selain memberikan apresiasi dan menikmati karya yang dipenuhi dengan jiwa perupanya, pengunjung dapat tergugah untuk mempertanyakan kembali "ruang" dan "sekat" yang selama ini menjadi bagian dari hidup mereka," ungkap Putri. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat