unescoworldheritagesites.com

SBCC 2024: Penerapan Rumah Reflektif Surya Ramah Lingkungan dan Bantu Hemat Sumber Daya - News

Proyek percontohan lingkungan binaan yang telah dibangun dengan mengedepankan prinsip bangunan, area dan komunitas berkelanjutan di Kampung BeCool, Desa Tipar, Padalarang, Kabupaten Bandung.

: Lingkungan binaan atau built environment merupakan sebuah lingkungan yang ditandai dengan dominasi struktur buatan manusia.

Perumahan, bangunan, infrastruktur jalan dan lain sebagainya, merupakan contoh lingkungan buatan yang tujuannya adalah untuk menunjang kehidupan manusia itu sendiri.

Namun bak pisau bermata dua, lingkungan binaan ini ternyata juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Menurut data yang dirilis Program Lingkungan PBB (UNEP), lingkungan binaan menjadi penyumbang terbesar konsumsi energi, emisi gas rumah kaca, limbah, dan sumber daya alam.

Diperkirakan, 40% konsumsi energi dan sekitar 30% emisi gas rumah kaca disebabkan oleh lingkungan binaan ini. Tak salah jika disebut kalau konstruksi bangunan dan pengoperasiannya, termasuk penyediaan lahan serta material bangunan dan konstruksi di lingkungan binaan, menyumbang konsumsi energi dan emisikarbon yang paling signifikan secara global.

Berkaca dari kondisi tersebut, Program Studi Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), bersama dengan BeCool Indonesia yang didukung oleh Tatalogam Group, menggelar simposium dan lokakarya internasional tentang Bangunan Berkelanjutan, Kota dan Komunitas (Sustainable Buildings, Cities and Communities/SBCC) 2024.

Kegiatan ini menyediakan wadah atau platform untuk berbagi ide, penelitian dan studi tentang cara melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap pemanasan dan perubahan iklim global. Dalam acara yang digelar pada tanggal 27-28 Februari 2024 di Hotel Pullman Bandung Grand Central itu, peserta dan narasumber mancanegara yang hadir diajak melihat langsung proyek percontohan lingkungan binaan yang telah dibangun dengan mengedepankan prinsip bangunan, area dan komunitas berkelanjutan di Kampung BeCool, Desa Tipar, Padalarang, Kabupaten Bandung.

Kampung BeCool merupakan lingkungan binaan yang dibangun berbasis CSR yang digagas oleh BeCool Indonesia dan Tatalogam Group. Di lokasi ini, 20 rumah gentingnya telah dicat dengan cairan BeCool yang dapat berfungsi secara signifikan untuk memperbaiki iklim mikro di lingkungan sekitarnya.

Selain itu di lokasi yang sama, ada juga 3 rumah contoh yang mengaplikasikan rumah reflektif surya. Rumah reflektif surya adalah rumah berbasis disain pasif yang mendemonstrasikan penggunaan material bangunan rendah karbon guna mengurangi dampak urban heat island. Rumah ini sendiri merupakan pengembangan dari produk Rumah Domus produksi PT Tatalogam Group yang bagian genting metal dan penutup dindingnya telah dilapisi cairan BeCool sehingga mampu meredam panas dan memiliki reflektansi sinar matahari yang cukup tinggi.

Kondisi rumah tampak dari dalam dengan konstruksi baja ringan.
Kondisi rumah tampak dari dalam dengan konstruksi baja ringan.

Rumah hasil inovasi bersama ini lalu diberi nama Raflesia atau Rumah Reflektif Surya Indonesia. Material rendah karbon pada rumah ini diketahui memiliki emitansi 0,90, reflektansi surya hingga 72,1 %, serapan surya hingga 27,9 %, dan Indeks Reflektan Surya (Solar Reflectance Index/ SRI) yang sudah mencapai 88.0. Keberadaan rumah inipun diharapkan dapat membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan hunian masyarakat Indonesia yang memadai, sekaligus mengurangi dampak lingkungan yang dapat timbul akibat pembangunan lingkungan binaan.

Sebelumnya, dalam salah satu sesi diskusi di acara tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimulyono yang diwakili oleh Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Perumahan (SSPP), Edward Abdurrahman menerangkan, kebijakan perumahan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2022 – 2024 berfokus pada peningkatan akses masyarakat kepada rumah yang memadai terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan desain yang mumpuni.

Edward menyebut, hingga tahun 2024, PUPR berkomitmen untuk menyuplai kebutuhan ini. Salah satu langkahnya adalah dengan mempercepat program satu juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang bekerjasama dengan pemerintah daerah, universitas dan pemangku kepentingan lainnya.

Dikesempatan yang sama, Dr. Eng. Beta Paramita, S.T., M.T., founder BeCool Indonesia yang juga merupakan peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia mengatakan, setiap tahun konstruksi bangunan terus mengalami peningkatan. Untuk itu, guna mencapai pembangunan berkelanjutan dibutuhkan inovasi baru yang lebih ramah lingkungan dalam pembangunan tersebut.

“Konstruksi tahunan bangunan tempat tinggal dan komersial mengalami peningkatan tertinggi setara 5-6% per tahun. Backlog perumahan mencapai 8,76 juta unit per awal 2020. Tantangannya adalah memenuhi kebutuhan tersebut dengan tetap memegang teguh prinsip ramah lingkungan,” terangnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat