: Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima meminta petani untuk mengurangi sebesar mungkin penggunaan pupuk kimia. Selain untuk mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga pupuk kimia, juga untuk memperbaiki struktur tanah.
"Kemarin saya langsung ke petani di gabungan kelompok tani (Gapoktan) Klaten. Sekarang relatif dengan ketiadaaan pupuk ini membuat mereka sekarang mengkombinasikan menjadi semi organik," jelas Aria Bima di sela-sela penanaman bibit pohon buah di Sungai Pleret, Desa Genengsari, Polokarto, Sukoharjo, Jumat (24/2/2023).
Hal tersebut positif karena struktur tanah membutuhkan lebih banyak pupuk organik. Politisi PDIP tersebut mencontohkan di Delanggu ada padi Wulu dan Rojolele yang betul-betul organik dan tidak lagi menjadi pupuk kimia.
Baca Juga: Universitas Trilogi Sempurnakan Kurikulum Program Magister Manajemen Agar Up to Date
"Jadi kalau kita penuhi semua yang 21 juta ton sesuai dengan permintaan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk pupuk bersubsi, tanah kita akan jebluk. Sebab lahan kita sudah lemah, daya serap air sudah sulit karena terlalu lama menggunakan pupuk kimia dan kurang tekunnya menggunakan pupuk organik ," jelasnya lagi.
JIka selama ini aturan penggunaan pupuk kimia bagi petani adalah 200 kg per hektar, maka bisa dikombinasikan dnegan pembuunaan pupuk organik untuk memperbaiki struktur tanah .
"Karena faktanya para petani banyak yang menggunakan lebih dari 200 kg bahkan sampai 300-400 kg per hektar. Karena katanya kalau belum 400 kg, belum hijau daunnya," katanya.
Baca Juga: BNI dan Kementerian PUPR Bersinergi Fungsikan Hunian Smart Village di Ibu Kota Nusantara
Tterutama bagi petani penggarap yang tidak mau beresiko, jika panennya di bawah 8 ton. Padahal hal tersebut justru berakibat buruk kalau terus-menerus menggunakan pupuk kima yang takarannya di atas 200 kg per hektar.
Himbauan agar petani lebih banyak menggunakan pupuk organik tersebut, juga karena kekhawatiran adanya kemungkinan terjadinya pengaturan distribusi yang kuotanya mengecil. Yang mengancam pada musim tanam ketiga.
"Tapi sekali lagi bahwa kita terus akan melakukan proses perubahan permintaan anggaran supaya anggaran ini disesuaikan dengan harga gas yang meningkat," katanya lagi.
Baca Juga: Lirik Lagu Lembaran Terakhir, Ratapan Rintihan Dan Hasrat Hatiku, Elvi Sukaesih
Aria Bima menyebut saat ini anggaran untuk pupuk bersubsidi sudah diputuskan untuk sekitar 7,7 juta ton dari sebelumnya untuk 9 juta ton.