unescoworldheritagesites.com

Aqua Ajak Masyarakat Kelola Sub DAS Pusur Untuk Pengairan Persawahan - News

Pengelolaan Sub DAS Pusur untuk pengairan persawahan di Klaten (Istimewa / PT Tirta  Investama)

PT Tirta Investama (TIV) AquaKlaten, Jawa Tengah menggandeng  semua elemen dengan program dari hulu, tengah, hingga hilir untuk mengelola sub daerah aliran sungai (DAS) Pusur. 

Melalui program tersebut, saat ini petani di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, hingga kini tidak pernah kekurangan pengairan untuk sawah-sawah mereka karena pasokan air yang sangat melimpah dari Sungai Pusur.

"Kami lakukan pendekatan dengan menyentuh penghidupan masyarakat, baik sisi ekonomi rumah tangga dan pada akhirnya pengetahuan dam kesadaran adanya potensi bencana dapat dimitigasi secara paralel," jelas Stakeholder Relation Manager Aqua, PT Tirta Investama, Rama Zakaria, Senin (10/4/2023).

Baca Juga: Blusukan ke Pasar Selo dan Cepogo, Presiden Cek Harga Kebutuhan Pokok

Sub DAS Pusur sendiri berada di Wilayah Bengawan Solo dengan luas lebih dari 70.000 hektar dan meliputi 49 desa, 5 kecamatan dan 2 kabupaten. 

Tak hanya mengajak masyarakat dalam pengelolaan DAS saja, PT TIV Aqua Klaten melalui kolaborasi juga mengajak para milenial di sana untuk belajar kearifan lokal langsung pada petani di Bendung Bagor, Desa Juwiring, Klaten.

Program tersebut diikuti Pusur Institute, Forum Relawan Irigasi Jogo Toya Kamulyan, Pemerintah Desa dan Kecamatan Juwiring, SMKN 1 Polanharjo, SMPN 2 Klaten, Gita Pertiwi Surakarta, SHIND (Secercah Harapan Indonesia) Jogja, Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta, dan Multi Stakeholder Forum (MSF) Klaten. 

Baca Juga: Pergaulan Bebas Dapat Dicegah Dengan Cara? Berikut Jawabannya

"Kegiatan ini dilakukan bersama-sama belajar menerjemahkan makna menjadi perubah dalam cara pandang pengelolaan sumber daya air," jelasnya lagi.

Dengan pengelolaan sumber daya air tersebut, saat ini persawahan di kawasan tersebut tidak pernah kekurangan air. Petani di Klaten juga berhasil memproduksi beras Rojolele Srinar Srinuk, yang berasal dari varian IP 400. 

"Beras primadona dari Solo Raya ini pertama kali dikembangkan di Desa Delanggu, Kecamatan Polanharjo. Varietas ini merupakan hasil dari kerjasama Pemkab Klaten dengan BATAN, didukung dengan pengairan yang memadai dari Sungai Pusur," paparnya. 

Baca Juga: Apa Itu Father Hunger Yang Viral: Mengatasi Kekosongan Emosional Akibat Kehilangan Ayah

Penetapan Lahan IP 400 di Solo Raya diawali di Desa Sribit, Kecamatan Delanggu dengan total luas tanam di Klaten mencapai 1.000 ha. Varietas yang digunakan untuk program IP 400 yakni varietas padi unggulan Klaten Rojolele Srinar Srinuk serta varietas padi genjah (lekas berbuah).

Salah satu petani di DesaPolan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Slamet, mengatakan tidak pernah mengalami kekeringan air di persawahannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat