unescoworldheritagesites.com

Pinwil8 Jakarta 1 PT Pegadaian, Alim S: Gadai Swasta Bukan Gangguan, Gadai Pegadaian Lebih Murah Lewat KUR - News

Pimpinan Wilayah (Pinwil) Kanwil VIII Jakarta 1 PT Pegadaian (Persero), Alim Sutiono bersama para Deputinya menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah Pegadaian hingga ke akar rumput (AG Sofyan )

: Pimpinan Wilayah (Pinwil) Kanwil VIII Jakarta 1 PT Pegadaian (Persero), Alim Sutiono menegaskan komitmennya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah Pegadaian hingga ke akar rumput.

Alim Sutiono mengatakan PT Pegadaian siap menghadapi era persaingan dan tetap menjadi solusi keuangan bagi masyarakat  berpenghasilan rendah dan turut serta memberikan sumbangsih terhadap peningkatan inklusi keuangan bagi masyarakat menengah ke bawah dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Dengan begitu Pegadaian turut mendukung upaya Pemerintah dalam mengembangkan perekonomian nasional yang berbasiskan pada ekonomi kerakyatan demi terwujudnya kemandirian ekonomi bangsa, salah satunya dengan masif mengembangkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

Baca Juga: Kinerja Keuangan Makin Kinclong, Jadi Nomor Wahid: Pegadaian Kanwil VIIl Jakarta 1 Dorong UMKM Naik Kelas

Penegasan ini disampaikan Alim Sutiono saat menggelar media gathering Pegadaian Kanwil VIII Jakarta 1, bertemakan "Peran Pegadaian Dalam Pemberdayaan Masyarakat Dengan Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Rakyat"  di Jakarta, Selasa (30/5/2023).
 
Hadir dalam acara tersebut, selain Pimpinan Wilayah Kanwil VIII  Alim Sutiono juga 5 orang Deputi, antara lain: Agus Riyadi selaku Deputy Bisnis Area Bogor, Dwi Santoso selaku Deputy Bisnis Area Bekasi, Johanes Nanang Hartanto selaku Deputy Area Jatiwaringin, Alnafiah Alius selaku Deputy Area Kramatjati dan R. Bambang Heru S selaku Deputy Bisnis Area Senen.
 
 Alim Sutiono membeberkan Program KUR Syariah yang Pegadaian hadirkan menjadi  solusi pembiayaan bagi pelaku usaha super mikro dengan pinjaman dari Rp5 Juta hingga Rp10 juta dengan bunga hanya tiga persen per tahun, mendapatkan atensi dah respon positif dari masyarakat.
 
 
"Saya ingin masyarakat ingat bahwa program KUR ini akan sangat membantu pengusaha UMKM di Indonesia, tanpa jaminan namun harus sesuai dengan syarat yang ditentukan. Kami juga memilih dan mensurvei, sehingga pencairan KUR ini dipastikan tepat sasaran, tepat manfaat, dan berdampak signifikan bagi tingkat kesejahteraan mereka," ungkap Alim. 
 
Alim berkata, penyaluran KUR Syariah ini merupakan salah satu solusi pembiayaan yang sangat kompetitif untuk para pelaku usaha mikro. Hal ini membuktikan komitmen Pegadaian sesuai dan sangat cocok dengan tagline: Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.
 
Pegadaian Kanwil VIII Jakarta 1 sendiri, lanjut dia, memiliki  target penyaluran KUR hingga akhir 2023 sebanyak Rp300 Miliar. Dan hingga kini sudah mencapai 15 persen atau sekitar Rp56 Miliar. 
 
 
"Kita salurkan KUR Syariah tanpa jaminan, tapi diberikan kepada yang benar-benar memiliki usaha konkret. Jangan sampai KUR murah ini tidak sampai ke masyarakat. Ini terus kita sosialisasikan secara masif. Namun, tidak menutup kemungkinan masih juga ada yang menyalahgunakan kesempatan ini. KUR ini bisa diberikan hanya untuk 1 orang bagi satu keluarga," jelas Alim.
 
Untuk target KUR yang dipatok Rp300 Miliar, ia optimis dengan strategi itu, goal dapat tercapai. Dalam sehari saja, ungkap Alim, pencairan KUR bisa mencapai sebesar Rp2 Miliar per hari. 
 
"Insyaallah akan tercapai akhir tahun. Paling tidak di Bulan November, bisa tercapai target tersebut. Saat ini KUR telah diberikan kepada 22 ribu UMKM dari target 40 ribu yang akan diberikan KUR," katanya.
 
 
Alim menjelaskan strategi memasarkan KUR ke masyarakat dengan turun ke masyarakat langsung atau door to door. Tim turun ke Kelurahan bahkan sampai RT/RW untuk mengejar pelaku UMKM yang membutuhkan pembiayaan KUR. 
 
"Sosialisasi lewat media, kemudian sampai ke RT dengan mengerahkan 55 cabang yang berada di wilayah kami, Jakarta, Bekasi, Karawang," bebernya.
 
Maka, kata Alim, gathering dengan media ini adalah menjadi salah satu cara Pegadaian untuk mensosialisasikan program-program perusahaan yang dilakukan kepada masyarakat melalui media, untuk dapat menginformasikan kegunaan KUR Pegadaian yang bisa didapatkan dengan mudah dan terbuka  untuk seluruh UMKM di Indonesia. 
 
 
Selain itu, hingga saat ini, diketahui target kinerja Pegadaian setiap tahun tercapai. Saat ini pun pengguna Digital Pegadaian tercatat meningkat dari sebelumnya 40 persen diakhir tahun.  Dan saat ini telah mencapai 65 persen. Hal ini sekaligus menjadi level tertinggi pertumbuhannya di nasional.
 
Marak Gadai Swasta 
 
Menanggapi kemunculan maraknya gadai swasta yang masih terus tumbuh, diungkapkan Alim, pertumbuhannya tidak dapat dibendung dan diakuinya gadai swasta memang lebih agresif dengan hanya persyaratan yang sangat minum.
 
Hal ini yang juga dengan mudahnya menjadikan masyarakat terkena banyak permasalahan. 
 
 
"Pegadaian melihat keagresifan gadai swasta ini sebagai salah satu tugas penting untuk meminimalisir persoalan terkait maraknya gadai-gadai di masyarakat. Kami menganggap gadai-gadai swasta bukan gangguan. Yqng terus kami tegaskan adalah pinjaman gadai di Pegadaian lebih murah dan mudah dibandingkan dengan gadai swasta. Hanya ada dua alasan, mengapa mereka lebih memilih gadai dengan bunga 5 persen dibandingkan dengan 1 persen. Pertama terkendala prasyarat yang tidak dapat di penuhi dan selanjutnya adalah situasi terdesak. Kalau di kota saja banyak masyarakat yang suka terjebak persoalan gadai-gadai, apalagi masyarakat daerah," tegas Alim. 
 
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Area Bogor Agus Riyadi menerangkan UMKM Indonesia membutuhkan tiga hal yang utama yakni pembiayaan, pendampingan, dan pemasaran. Pendampingan yang telah dilakukan di wilayahnya yakni melakukan sinergi antara satu UMKM dengan UMKM lainnya. 
 
Deputi Area Senen Agus Riyadi menerangkan UMKM Indonesia membutuhkan tiga hal yang utama yakni pembiayaan, pendampingan, dan pemasaran. Pendampingan yang telah dilakukan di wilayahnya yakni melakukan sinergi antara satu UMKM dengan UMKM lainnya
Deputi Area Senen Agus Riyadi menerangkan UMKM Indonesia membutuhkan tiga hal yang utama yakni pembiayaan, pendampingan, dan pemasaran. Pendampingan yang telah dilakukan di wilayahnya yakni melakukan sinergi antara satu UMKM dengan UMKM lainnya (AG Sofyan )
"Kami juga mengikutsertakan UMKM dalam penyelenggaraan bazar-bazar. Ini yang kita berikan ketika UMKM memanfaatkan KUR sebagai upaya memperbesar usahanya. Sehingga, kami tak hanya menyalurkan pinjaman, namun juga bagaimana kami membina UMKM agar bisa melakukan pengembangan usahanya dan pendapatannya," ujar Agus. 
 
 
Ditegaskan Agus, Pegadaian memiliki beragam produk yang disalurkan, yang berbasis gadai dan fiducia, dengan nama produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 
 
Hal ini dihadirkan sesuai dengan target pemerintah dengan mendorong UMKM akan dimajukan. 
 
"Sistemnya saat ini di Pegadaian palu gada. Namun memang yang kini kami intensifkan adalah KUR," ucapnya.
 
Alnafiah Alius selaku Deputi Area Kramatjati menyatakan hal yang sama terkait beragam produk yang dipasarkan oleh Pegadaian. Namun pihaknya ditahun ini turut fokus dalam meningkatkan UMKM dengan menyalurkan KUR. 
 
 
"Terkait hal ini, kami telah bekerjasama dengan Smesco, juga dengan  Kementerian Tenaga Kerja terkait dengan UMKM yang terdaftar di entrepreneur ekosistem. Adapun beberapa kendala yang masih sering dihadapi adalah sering ditemukan nasabah yang tidak lulus BI checking. Kebanyakan masyarakat belum begitu paham akan hal ini, oleh karena perlunya edukasi kepada masyarakat bahwa ketika melakukan pinjaman, semuanya harus dilunasi terlebih dulu," urainya.
 
Sementara Johanes Nanang Hartanto selaku Deputi Area Jatiwaringin juga menuturkan KUR 2021 hadir diawali dengan pelaksanaan holding, dimana Pegadaian diberikan mandat untuk menyalurkannya. Dengan hanya bunga dipatok tiga persen dalam satu tahun, tanpa jaminan, memang KUR ini diperuntukkan bagi ultra mikro Rp10 Juta ke bawah.
 
"Kita tidak hanya memberikan pinjaman kemudian putus, tidak berhenti sampai disana kami masih melanjutkannya dengan pembinaan. Kami terus memberdayakan masyarakat agar selanjutnya memiliki skala bisnis yang lebih baik, sehingga nantinya bisa meningkat ke PNM dengan program mawar bahkan kemudian bisa mendapatkan penyaluran kredit ke BRI," kata Johanes. 
 
 
NPL Nasabah Bekasi Nol 
 
Sedangkan Dwi Santoso selaku Deputi Bisnis Area Bekasi memaparkan wilayahnya memiliki karakter yang berbeda dengan wilayah lainnya. 
 
"Beberapa hal memang yang kami lakukan sama, namun pola pembinaannya agak sedikit berbeda. Di areal Bekasi penyaluran KUR kami lakukan adalah dengan menempelkan cicilan emas 1 gram. Hal ini yang kita lakukan secara masif di setiap outlet kami. Pola pembinaan ini terbukti menunjukkan keberhasilan selama satu tahun, dengan NPL wilayah kami adalah 0 persen," ungkap pria kelahiran Klaten, Jateng ini.
 
Dwi menambahkah, portofolio program gadai di wilayahnya masih didominasi dengan gadai emas yakni sebanyak 80 persen.
 
 
"Gadainya yang paling banyak di wilayah kami adalah emas. Kredit multiguna juga dominan dengan jaminan penghasilannya, program Simpedes juga tergolong dalam program yang cukup diminati di Bekasi,," pungkas Dwi. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat