unescoworldheritagesites.com

Cetak Wirausaha Baru Saat Pandemi: Bukti Revitalisasi Sentra IKM Dengan Optimalisasi DAK - News

Optimalisasi DAK dilakukan Ditjen IKMA Kemenperin bersama dinas terkait di Pemkot Tasikmalaya dengan merevitalisasi sentra IKM Tasikmalaya dalam melahirkan wirausaha baru di masa pandemi

TASIKMALAYA: Sumber daya industri kreatif skala usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kota Tasikmalaya memiliki potensi besar dan peluang pasar yang luas bukan saja untuk memenuhi kebutuhan nasional tetapi juga pasar global. Kebijakan pembangunan bidang industri lebih dititikberatkan kepada pengembangan industri kreatif kerajinan dan fesyen khususnya aspek-aspek : pengembangan desain produk, teknik produksi, manajemen, pemasaran, termasuk penyediaan infrastruktur, sarana dan prasarana yang memadai.

Potensi produk industri kreatif kerajinan dan fesyen di Kota Tasikmalaya meliputi industri bordir terdiri dari 1.400 unit usaha, industri batik terdiri dari 41 unit usaha, industri alas kaki (kelom geulis, sandal dan sepatu) terdiri dari 526 unit usaha, industri kecil kayu olahan terdiri dari 214 unit usaha, kerajinan mendong terdiri dari 174 unit usaha, kerajinan bambu terdiri dari 75 unit usaha dan payung geulis terdiri dari 7 unit usaha.

Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya melalui dinas terkait, khususnya Perindustrian selaku instansi yang bertanggung jawab terhadap kegiatan pengembangan Industri Kecil dan Menengah telah melaksanakan program pengembangan IKM dengan kegiatan seperti pelatihan desain produk, pelatihan teknik produksi, serta mengikutsertakan dalam berbagai event pameran sebagai sarana mempromosikan produk yang dihasilkan oleh para IKM di Kota Tasikmalaya.

Seperti yang dituturkan oleh Kepala Bidang Perindustrian Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya, Sri Sulastri Ningsih yang didampingi R Dadang Ginanjar selaku Kepala Seksi Pengembangan dan Pemberdayaan Industri Pemkot Tasikmalaya kepada jurnalis senior dan Selarassk-TV, AG. Sofyan dan Pranoto saat liputan di lapangan bahwa saat ini, diakui perkembangan industri kecil dan menengah cenderung stagnan bahkan menurun. Misalnya pada komoditi alas kaki.

Hal ini dikarenakan teknologi yang sederhana oleh sebagian besar IKM alas kaki masih sangat sederhana, sehingga produk yang dihasilkan variasinya terbatas, desainnya monoton dan kualitasnya kalah bersaing dengan produk luar daerah dan produk impor dari negara China yang justru harganya lebih minimalis dari produk Tasik.

"Jika permasalahan tersebut tidak mendapatkan intervensi yang solutif dari pemerintah, dikhawatirkan terjadi pelonjakan jumlah angka pengangguran di Kota Tasikmalaya apalagi diperburuk dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang belum usai," ujar Sri di Singaparna, Jumat (8/10/2021).

Sri Sulastri Ningsih menuturkan beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah pusat bersinergi dengan pemerintah daerah adalah dengan merealisasikan pembangunan Gedung Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK) Kota Tasikmalaya pada tahun 2018 dan di tahun 2019 yang anggarannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Bidang Industri Kecil dan Menengah dari Kementerian Perindustrian RI.

Sedangkan fungsi dan manfaat keberadaan PPIK adalah menjadi tempat pelatihan-pelatihan seperti pelatihan teknik produksi, pelatihan desain produk, serta fasilitasi pemasaran dengan adanya Gedung Showroom di Kawasan PPIK Kota Tasikmalaya tersebut.

R. Dadang Ginanjar selaku Kepala Seksi Pengembangan dan Pemberdayaan Industri Pemkot Tasikmalaya menambahkan bahwa niat baik dan upaya kuat dari dinas terkait daerah untuk kebangkitan dan kemajuan IKM Tasikmalaya diejawantahkan dengan sepenuh hati, tak lelah mengajukan kepada Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, untuk mendapatkan dukungan pengadaan fasilitas pelatihan, promosi hingga konsultasi bisnis dengan melalui DAK atau program lainnya seperti revitalisasi sentra industri kecil dan menengah di episentrum pusat produksi alas kaki yakni kelom geulis, sandal, dan sepatu yang rencananya akan dibangun gedung unit produksi bersama di sentra alas kaki, yang terletak di Kecamatan Mangkubumi serta program restrukturisasi mesin atau peralatan produksi yang juga telah dirasakan kemanfaatan oleh pelaku IKM di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

"Pemkot Tasikmalaya ingin memastikan setiap tahunnya ada 400 wirausaha baru yang menjadi mandiri dengan adanya dukungan pemda selama lima tahun maupun juga dari dukungan Kemenperin," tutur Dadang.

Kepala Bidang Perindustrian, Sri Sulastri Ningsih kembali menuturkan sebagai bentuk dukungan dan juga sebagai langkah strategis peningkatan perekonomian masyarakat Kota Tasikmalaya melalui keberadaan Sentra IKM, Kementerian Perindustrian telah menyalurkan DAK.sejak tahun 2018.

"Tahap pertama DAK itu sekitar Rp8 Miliar digunakan untuk membangun fisik, seperti aula, workshop dan showroom di komplek Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK) Kota Tasikmalaya. Dan untuk tahun 2019, dengan dana sekitar Rp6 Miliar digunakan untuk pembangunan fisik sarana dan prasarana," jelasnya.

Lebih jauh, Sri mengungkapkan, bukan hanya karena janji politik walikota terpilih yang selama lima tahun akan mendukung kegiatan promosi produk unggulan Tasikmalaya, alasan terbesar DAK disalurkan juga karena misi besar Kementerian Perindustrian yang menargetkan terciptanya 4 juta wirausaha baru dalam penguatan struktur ekonomi nasional.

"Untuk tahun 2020, karena pandemi tidak ada penyaluran DAK. Dan baru pada tahun 2021, baru turun lagi sekitar Rp14 Miliar untuk tiga kegiatan yaitu gedung promosi untuk produk unggulan, klinik bisnis, dan pelatihan di workshop. Dari pihak pemda, juga turut mendukung dengan menyediakan lahan bersertifikat untuk pembangunan pengembangan fasilitas pendukung lainnya di komplek PPIK ini dan Sentra IKM lainnya," ungkapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat