unescoworldheritagesites.com

Hari Sumpah Pemuda, Pengusaha Muda Surabaya Kisahkan Perjuangan Bisnisnya - News

Revolt Industry mengangkat produk lokal agar bisa bangkit bersama karena UMKM lokal adalah penggerak ekonomi nasional.

SURABAYA: Peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021 dimanfaatkan perusahaan teknologi Indonesia Tokopedia untuk membagikan kisah inspiratif UMKM Surabaya ‘Revolt Industry’ yang digawangi lima anak muda. Kini Revolt Industry mampu mempekerjakan 40 karyawan, meski omzet mereka sempat anjlok hingga 80 persen saat pandemi Covid-19.

Salah satu pendiri Revolt Industry, Agung Dwi Kurnianto (31) menceritakan, gagasan itu bermula saat mereka lulus kuliah. "Bersama rekan-rekan, kami memulai bisnis kerajinan kulit seperti dompet dan tas dari garasi kecil. Modalnya nekat, kami berlima autodidak belajar menjahit, me-manage tim, bisnis dan keuangan. Semua dari internet,” ujarnya, Rabu (27/10/2021).

Revolt Industry yang berdiri pada pertengahan 2014 itu terdiri dari kata Revolt yang bisa diartikan perjuangan, perlawanan atau pemberontakan untuk bangkit. Sedangkan kata Industry, ujarnya, melambangkan sesuatu yang terus bergerak.

Dia menjelaskan bahwa bisnisnya adalah perjuangan tanpa henti untuk mengangkat produk lokal agar kita bisa bangkit bersama. "Karena UMKM lokal adalah penggerak ekonomi nasional,” kata dia lagi.

Revolt Industry pertama kali memasarkan produk lewat sebuah event di Surabaya. Penjualan mereka meledak usai mengikuti event tersebut, namun di akhir tahun 2014, tempat usaha mereka ludes terbakar dalam 15 menit.

Mereka akhirnya memulai lagi dari nol, dan bahkan dapat dibilang minus yang diawali dengan sewa kontrakan. Tempat usahanya sempat mengalami kebanjiran, perampokan dan sebagainya. "Tapi selama masih ada harapan, kami tetap melanjutkan perjuangan,” ujarnya.

Mereka kemudian memutar otak agar biaya operasional minimal bisa ter-cover dan tidak perlu melakukan pengurangan karyawan. Berprinsip pertahanan paling baik adalah dengan menyerang, mereka akhirnya melakukan serangan dengan cara membuka gallery store pertamanya.

Mereka kemudian terus berinovasi melalui desain produk, mental manusia-manusia di dalamnya hingga kampanye, misal ‘Play Role Campaign’ untuk mengajak masyarakat membantu pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi dengan memakai produk lokal, tanpa mengambil untung.

Yang terpenting, kata dia, adalah bagaimana mereka menyikapi, dan tidak melulu menyalahkan keadaan, tapi apa yang dapat kita lakukan untuk diri sendiri maupun sekitar. Saat ini, 10% hasil penjualannya donasikan ke yayasan dan turut serta dalam aksi di Surabaya dan sekitarnya untuk membantu masyarakat yang kelaparan.

Platform digital seperti Tokopedia, diakui menjadi harapan Revolt Industry untuk bertahan terutama selama pandemi. Tokopedia, menurut Agung, sangat memudahkan mengelola bisnis, “Hanya dari depan laptop, kita bisa mendekorasi toko, mengatur buka tutup toko, stok, hingga menganalisis pasar," ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat