unescoworldheritagesites.com

Telkomsel Beruntung Telah Berinvestasi di GoTo - News

Ilustrasi

SURABAYA: Sejumlah investor global mulai menanamkan investasinya pada GoTo yang akan melakukan penjualan saham perdananya pada awal 2022 mendatang. Bahkan pekan lalu, manajemen GoTo mengumumkan pendanaan baru pra-IPO senilai USD1,3 miliar atau lebih dari Rp18 triliun dari sejumlah investor global, dan jumlah itu diproyeksikan masih akan bertambah lagi.

Menurut CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo, dukungan itu menunjukkan kepercayaan yang dimiliki investor terhadap ekonomi digital yang berkembang pesat, termasuk posisi mereka sebagai pemimpin pasar. "Investor lainnya diharapkan untuk selanjutnya bergabung ke dalam putaran penggalangan dana pra-IPO menjelang penutupan akhir di beberapa minggu mendatang," ujarnya, dalam keterangan pers, Senin (15/11/2021).

Analis pasar modal Fendi Susiyanto menilai, besarnya minat investor global sebelum IPO GoTo menunjukkan potensi bisnis ekosistem digital ini sangat besar. Dengan menanamkan investasi sebelum IPO, investor berpotensi untuk mendapatkan keuntungan dengan naiknya valuasi perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia itu, saat IPO nanti.

Meski investor global selalu memiliki horizon longterm investment, kata dia, kenaikan valuasi GoTo setelah IPO akan memberikan benefit kepada investor. "Selain nilai investasi yang naik, risiko investasi juga berkurang dengan valuasi GoTo yang terus membesar," ujarnya.

Sejumlah investor yang terlibat pendanaan baru diantaranya Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Avanda Investment Management, Fidelity International, Google, Permodalan Nasional Berhad (PNB), Primavera Capital Group, SeaTown Master Fund, Temasek, Tencent, dan Ward Ferry.

Masuknya dana pra-IPO ini membuat cashflow GoTo semakin tebal. Dengan tambahan dana melalui IPO nanti, GoTo memiliki dukungan pendanaan yang besar untuk mengeksekusi setiap rencana bisnisnya.

Menurut Fendi, dengan valuasi GoTo yang kini diperkirakan sudah mencapai sekitar USD30 miliar, para investor awal perusahaan karya anak bangsa ini paling diuntungkan. Ia menyebut grup Djarum, Astra International dan Telkomsel sebagai perusahaan lokal beruntung telah berinvestasi di GoTo.

Ia lalu menyebut Telkomsel yang baru masuk ke GoTo di bulan November 2020 (USD150 juta)  dan Mei 2021 (USD300juta). Dengan asumsi valuasi GoTo saat ini sebesar USD30 miliar, maka perkiraan IRR (Internal Rate of Return) yang telah diraup oleh investor institusional domestik seperti Telkom Group yang hampir setahun masuk sekitar 6,97% (monthly) atau setara dengan 83,66% per annum.

Semakin besar valuasi GoTo, kata dia, keuntungan investasi Telkomsel akan semakin membesar. "Dan melihat animo investor ketika pra-IPO, valuasi GoTo saat IPO bisa lebih dari US$35 miliar - US$ 40 miliar," ujarnya.

Banyaknya investor global yang berinvestasi di GoTo juga mengindikasikan bahwa  para investor tersebut pintar dalam melihat peluang investasi yang bernilai di Indonesia. GoTo, sebagai ekosistem bisnis yang sudah menaungi lebih dari 12 juta mitra, merupakan aset yang sangat bernilai. Apalagi dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta, dimana sekitar 70 persen populasi Indonesia merupakan generasi produktif yang semakin tergantung dengan digital.

Sebagai perusahaan telekomunikasi, lanjut Fendi, digitalisasi merupakan sumber pendapatan yang besar bagi Telkomsel. Terbukti setiap tahun kontribusi pendapatan data terhadap total revenue Telkomsel terus meningkat. Ia menunjukkan, sampai semester I 2021, pendapatan data Telkomsel mencapai Rp28,1 triliun atau 65 persen dari total pendapatan perusahaan sebesar Rp43,1triliun.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat