unescoworldheritagesites.com

Pertemuan Para Arsitek Dan Desain Interior, Kolaborasi Membuat Lebih Kuat Dan Menghasilkan Karya Lebih Besar - News

Para arsitek dan desain interior, pada pertemuan Vinoti Living.

 
JAKARTA: Dalam rangka memperingati ulangtahunnya yang ke 23, Vinoti Living yang bergerak dalam industri furnitur mengadakan pertemuan dan kumpul bersama para arsitek dan desain interior,  di Vinoti Living  Head Office di Jalan Raya Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, Rabu (26/01/2022). 
 
Pertemuan yang digagas bersama Majalah Asinesia tersebut bertajuk "Desain Kita Mau Dibawa Kemana”. Dihadiri para peserta berasal dari Jakarta, Bandung, serta Surabaya, berlangsung dengan meriah dan penuh keakraban.
 
Pada kesempatan itu, Vinoti Living yang konsen terhadap dunia arsitektur dan desain interior, menghadirkan dua pakar di bidangnya masing masing, yaitu  arsitek Yori Antar dan  Diana Nazir di bidang desain interior.
 
Dalam sambutannya President Director sekaligus pemilik Vinoti Living Halistya Pramana mengatakan, pertemuan ini untuk lebih mengenal lebih dekat lagi dengan para arsitek dan desain, baik desain interior maupun desain produk, kontraktor, serta pengusaha dibidang desain interior. 
 
Halistya menambahkan, pertemuan ini untuk berkolaborasi antara semua dan menjadi sangat penting. "Karena, dengan kolaborasi, kita akan lebih kuat dan menghasilkan karya yang lebih besar," ujarnya. 
 
Di bagian lain, Diana Nazir, pendiri dari sebuah kantor konsultan interior   PT Artura Insanindo, dalam pertemuan ini mengemukakan, dalam dua tahun  membuat  produk lebih cepat terpengaruh oleh pandemi. 
 
"Tapi di masa pandemi ini, kita harus tetap mengamati desain di dunia, untuk mengetahui sampai sejauh mana perkembangannya. Selain itu, kita juga harus melihat dan mempelajari proyek mana yang diterima oleh masyarakat, dengan melakukan tren  pilihan produk handmade, material yang lebih alami, ringan, serta konsen terhadap teknologi," ungkapnya. 
 
Dikatakannya, Indonesia yang luar biasa ini sangat kaya  dan  kita harus mengambil ide benar-benar dari Indonesia. Produk lokal dengan budaya tradisional harus dikedepankan. "Karena, budaya kita sangat diapresiasi oleh orang luar. Dengan demikian keluarlah dengan desain karakter Indonesia,” tutur Diana.
 
Sementara itu, Arsitek Yori Antar, yang kini dikenal sebagai  Pendekar Arsitektur Nusantara karena  fokusnya dalam melestarikan warisan arsitektur lokal, mendokumentasikan, juga membangun kembali arsitektur nusantara yang berupa rumah-rumah adat yang terancam punah. Di antaranya  desa Wae Rebo di Flores. Selain itu juga melestarikan hampir 15 desa adat, seperti desa adat Batak, Minang, Papua, Sumba, Kalimantan, serta Sulawesi
 
Yori menceritakan tentang pengalamannya sebagai seorang arsitek. Yang tertuang adalah desain hunian ke depan, harus mengadaptasi perlindungan kesehatan penghuni dan aktivitasnya. 
 
Menurut dia, arsitek diharapkan memberi perhatian pada setiap desain hunian baru di era paska pandemi. "Jangan malu walau dikritik, karena dari kritik kita akan dapat informas," ucapnya. 
 
Yori juga mengungkapkan tentang  misinya, agar kekayaan arsitektur nusantara tetap terjaga kelestarian dan keberlanjutannya. Dari segi pembelajaran masuk ke dalam kurikulum pendidikan arsitektur, di berbagai perguruan tinggi sambil membangun mindset baru. 
 
“Diawali dengan mengubah mindset generasi muda arsitektur dengan membidik ranah pendidikan. Ketika mindset berubah, maka kita akan menemukan betapa Indonesia sangat menarik,” terang Yori.
 
Arsitektur tradisional kita, lanjutnya, sebenarnya adalah arsitektur masa depan kita. Masalahnya adalah bagaimana tradisi tersebut bisa kita selamatkan, kita lestarikan, serta lalu tradisi itu kita bawa ke masa kini dan setelahnya ke masa depan. 
 
"Jika kita berhasil membawa tradisi ini ke masa depan, artinya tradisi itu  nantinya akan diikuti orang lain. Indonesia sangat berharga baik dari segi sosial, budaya dan lingkungan. Mari menginspirasi dunia dengan menyatukan modern dan tradisi tersebut,” tutur Yori Antar. 
 
Pembahasan menarik pada pertemuan tersebut, dipandu Heru Wicaksono. Yang menyatakan, desain hunian di era New Normal memerlukan penyesuaian seimbang. Antara arsitektur, desain interior, serta lingkungan hijaunya.***
 
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat