unescoworldheritagesites.com

Mencintai Lahan Pertanian Agar Tetap Subur Kini, Nanti Dan Selamanya - News

Webinar Kementan (Ist)

: Permasalahan besar yang saat ini dihadapi negara-negara sedang berkembang adalah persoalan kekurangan pangan dan kerusakan lingkungan hidup. Kekurangan pangan ini bukan hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi manusia yang tidak seimbang, tetapi persoalan degradasi lahan dan hutan yang berdampak pada menurun dan terbatasnya produksi pangan.

Setiap tanaman mempunyai syarat tumbuh yang berbeda untuk dapat tumbuh dengan baik dan mempunyai produktivitas yang tinggi. Seperti kita ketahui, jenis tanaman pangan yang bisa ditanam di sawah sangat banyak dan setiap tanaman pangan di sawah mempunyai syarat tumbuh yang berbeda dengan jenis tanaman yang tumbuh di ladang atau di sawah pasang surut.

Syarat utama yang harus dipenuhi untuk menanam padi atau palawija di sawah adalah kebutuhan air yang harus tercukupi. Jika tidak, maka pertumbuhan padi sawah yang ditanam akan terhambat dan produktivitasnya menurun.

Baca Juga: Sedang Dalam Proses Pengecekan, Tabung Gas Meledak Tewaskan 1 Pekerja

Baca Juga: Harta Warisan Dorce Jadi Rebutan Keluarga Kandung Dan Anak Angkat

Pengetahuan mengenai hal ini disampaikan dalam Bertani On Cloud Volume 168, Kamis (7/4/2022). Tema yang diangkat adalah "Cara Mencintai Lahan Pertanian Agar Tetap Subur Kini, Nanti dan Selamanya" dan menghadirkan narasumber Bayu Hari Murti dari P4S Bumi Alam Purba binaan Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Malang.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan dari hantaman pandemi. "Pertanian ini adalah sektor yang tak lekang oleh waktu. Keberadaannya amat vital untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi yang membuka kegiatan Bertani On Cloud, menjelaskan lebih lanjut mengenai substansi tema yang diangkat.

Katanya, saat ini kita tengah menghadapi kondisi yang tidak biasa-biasa saja. Baru saja pandemi menunjukkan tanda-tanda akan berakhir, kita didera perubahan iklim dan dampak ikutan dari pandemi yang terjadi selama dua tahun terakhir, serta kondisi geopolitik baru-baru ini. "Sebagian besar harga pangan naik. Oleh karena itu, produksi perlu kita genjot melalui berbagai metode budidaya," ujar Dedi.

Agar tanaman subur, Dedi melanjutkan, tanah harus sehat dulu. Perlu diingat bahwa pupuk kimia yang berlebihan akan merusak tanah. Dengan demikian, pupuk organik merupakan pilihan yang tepat karena mengandung unsur yang dibutuhkan tanaman, sekaligus menjaga kesuburan tanah secara berkelanjutan, serta mengurangi pencemaran lingkungan.

"Dari sisi ekonomi, pemakaian pupuk organik dengan memanfaatkan bahan yang ada berarti menekan biaya produksi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Pada skala nasional, dalam konteks keterbatasan pupuk bersubsidi, pupuk organik bisa menjadi solusi," tegas Dedi.

P4S Bumi Alam Purba dari Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung menyampaikan bagaimana membuat pupuk organik dari bahan-bahan yang telah tersedia di lahan. Pupuk organik bisa dibuat dari limbah budidaya padi, jagung ataupun komoditi lainnya. Cara pembuatan juga sederhana dan relatif mudah dilakukan. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat