unescoworldheritagesites.com

Serangan Virus Dan Rasis, China Peringatkan Mahasiswanya Hati-hati Kuliah Di Australia - News

Beijing menyatakan selama epidemi, ada beberapa insiden diskriminatif terhadap orang-orang Asia di Australia

BEIJING: Pemerintah China memperingatkan warga negaranya untuk mempertimbangkan segala risiko saat memutuskan kuliah di Australia selama masa pandemi dan sebagai dampak pertikaian politik antar negara.

Kementerian pendidikan China telah mengeluarkan imbauan tersebut sebelum kampus-kampus di Australia membuka kembali perkuliahannya pada Juli nanti.
Otoritas pendidikan tinggi negara itu mengatakan ancaman Covid-19 dan diskriminasi terhadap masyarakat Asia sebagai risiko yang kemungkinan akan dihadapi.

Pemerintah Australia dan pimpinan perguruan tinggi menolak anggapan bahwa negara itu tidak aman.

Pada hari Selasa, Beijing mengatakan dalam sebuah pernyataan mahasiswa China harus "berhati-hati" ketika memilih pergi atau kembali ke Australia.

"Penyebaran wabah Covid-19 dalam skala global belum terkontrol secara efektif, dan ada risiko terpapar saat melakukan perjalanan internasional dan situasi kampus yang terbuka," ujar kementerian itu.

"Dan selama epidemi, ada beberapa insiden diskriminatif terhadap orang-orang Asia di Australia."

Menanggapi pernyataan pemerintah China, Menteri Pendidikan Australia Dan Tehan mengatakan negaranya merupakan "masyarakat multikultural yang sukses" dan menyediakan "pendidikan kelas dunia".

Menurut laporan BBC News Indonesia, dia juga merujuk pada keberhasilan Australia dalam meratakan kurva virus corona, yang artinya bahwa negara itu "salah satu negara teraman di dunia bagi mahasiswa internasional yang akan menetapi di sana, sekarang".
Apa ketegangan yang bakal meluas?

Imbauan pemerintah China ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan Australia selama pandemi virus corona.

Hubungan kedua negara itu memburuk setelah Australia menggaungkan pernyataan Amerika Serikat (AS) yang meminta penyelidikan independen tentang asal-muasal virus corona, yang pertama kali terdeteksi di China pada akhir tahun lalu.

China menolak tuntutan seperti itu dan menganggapnya dilatari motivasi politik. Semenjak saat itulah China telah memberlakukan tarif dan memblokir pengiriman beberapa barang impor Australia, tetapi mereka membantah hal itu sebagai pembalasan ekonomi.

Pekan lalu, imbauan itu juga memperingatkan agar warganya tidak bepergian ke Australia, dengan mengatakan telah terjadi "peningkatan signifikan" dalam serangan rasis terhadap orang-orang Asia di negara itu.

Pendidikan dan dunia pariwisata merupakan ekspor terbesar ketiga dan keempat Australia, dan pendongkrak utama laju perekonomian negara itu.

Mahasiswa dari China berjumlah sekitar 28% dari sekitar 750.000 mahasiswa asing di Australia pada tahun lalu, menurut data resmi pemerintah Australia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat