unescoworldheritagesites.com

Macron Pahami Kemarahan Muslim Dunia Tapi Tak Benarkan Kekerasan - News

Emmanuel Macron. (BBC.com)

JAKARTA: Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali memaparkan maksud  komentarnya atas serangan terhadap seorang warga Prancis terkait penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad yang mendapat kecaman karena dinilai melukai umat Islam.

"Saya bisa mengerti bahwa orang bisa dikejutkan oleh karikatur itu, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa kekerasan bisa dibenarkan," kata Macron dalam wawancara dengan saluran TV Al-Jazeera yang berbasis di Qatar, dikutip CNNIndonesia, Sabtu (31/10/2020).

Ia mengatakan ia dapat memahami jika umat Islam dikejutkan oleh kartun tersebut yang dimuat ulang oleh mingguan Charlie Hebdo.

Komentar lanjutan Macron tampaknya untuk meredakan kemarahan umat Islam. Oleh sebab itu, Macron memaparkan mengenai maksud ucapan sebelumnya dengan nada yang lebih lembut.

"Saya menganggap itu tugas kami untuk melindungi kebebasan kami dan hak-hak kami," ucap Macron menambahkan dalam kutipan wawancara tersebut.

Macron memicu protes dunia Muslim setelah pernyataannya bahwa Prancis tetap mempertahankan kebebasan berpendapat lewat karikatur.

Apalagi, sebelumnya, Jumat (23/10/2020), ia mengatakan Islam adalah "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia".

Pernyataan Macron sebagai respon atas pembunuhan guru Samuel Paty, awal November. Ia dibunuh setelah menunjukkan kartun Mohammad di kelasnya.

Macron menganggap Paty adalah martir yang mengusung kebebasan berpendapat dan menyebut pelaku seorang radikal Muslim. Buntut dari insiden itu, ia memerintahkan pengawasan terhadap ormas Islam Prancis dan menutup sejumlah masjid yang dianggap mencurigakan.

Pernyataan Macron menuai kecaman dan protes dari negara-negara Islam di seluruh dunia. Tercatat negara-negara Timur Tengah, Turki, Pakistan, Iran, Bangladesh, Malaysia, dan  Indonesia mengecam keras Marcon. Imbauan untuk memboikot produk Prancis pun mengemuka di beberapa negara Muslim.

Di Indonesia, protes dan kecaman mengalir dari organisasi Islam seperti MUI, PP Muhammadiyah, GP Ansor (NU), dan PA 212. Macron juga mendapat kecaman keras dari sejumlah tokoh. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat