unescoworldheritagesites.com

Sejumlah Isu Deklarasi Hasil KTT G20 - News

Foto: Tangkapan layar YouTube.

ROMA: Indonesia berhasil memasukkan prinsip common but differentiated responsibilities (CBDR) dalam konteks energi dan iklim pada deklarasi para pemimpin dunia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) yang digelar di Roma, Italia, 30-31 Oktober 2021.

Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat memberikan keterangan di hotel tempatnya bermalam di Glasgow, Skotlandia, Minggu (31/10/2021) sebagaimana dilaporkan Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden.

Prinsip CBDR yang diusulkan Indonesia, intinya, menekankan pentingnya pemenuhan komitmen pembiayaan iklim dari negara maju untuk negara berkembang.

“Kita juga memasukkan pentingnya pemenuhan komitmen pembiayaan iklim 100 miliar dolar AS dari negara maju untuk negara berkembang dan pembentukan digital economy working group,” kata Menlu RI.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 'Group of Twenty' (G20) yang diselenggarakan di Roma, Italia telah berakhir dan menghasilkan teks deklarasi dari para pemimpin negara. Teks deklarasi tersebut berisi isu global yang menggambarkan perekonomian dunia termasuk tindakan bersama yang dapat dilakukan negara anggota G20.

Leaders declaration ini terdiri dari 61 paragraf yang mencakup 26 isu yang menggambarkan tantangan perekonomian dunia termasuk situasi pandemi dan apa yang dapat dilakukan bersama oleh negara-negara anggota G20,” ujar Menlu Retno.

Sejumlah isu yang masuk di dalam deklarasi tersebut antara lain kesehatan, energi dan perubahan iklim, perjalanan internasional, hingga ekonomi digital. 

Dalam bidang kesehatan, Indonesia termasuk salah satu negara yang mengusulkan pembentukan joint health and finance task force untuk membantu pendanaan penanganan kesehatan di masa pandemi.

“Disepakati pembentukan ini untuk menyusun road map pendanaan bantuan penanganan kesehatan, khususnya untuk negara-negara miskin dan berkembang,” kata Menlu RI.

Pada isu energi dan perubahan iklim, Menlu menyebut terjadi perdebatan yang mendalam saat membahas mengenai target pengurangan emisi karbon dan penetapan time frame menuju net zero emission.

“Dan, tentunya semua sepakat bahwa untuk transisi energi diperlukan kerja sama internasional,” ungkap Menlu Retno. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat