unescoworldheritagesites.com

Hadiri One Ocean Summit, Jokowi: Indonesia Komit Kurangi Sampah Laut 70 Persen Sampai 2025 - News

Presiden Jokowi pidato virtual di One Ocean Summit. (YouTube Sekretariat Presiden.)

JAKARTA: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia
berkomitmen untuk mengurangi 70 persen sampah plastik laut pada tahun 2025. Berbagai upaya telah dijalankan pemerintah untuk merealisasikan hal itu, mulai dari rencana aksi penanganan sampah plastik laut.

"Hingga pembangunan pembangkit listrik berbahan baku sampah yang mengonversi 1.000 ton sampah per hari menjadi 10 megawatt listrik," kata Presiden Jokowi saat menyampaikan pidatonya secara virtual pada One Ocean Summit dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022).

One Ocean Summit berlangsung di Prancis, 9-11 Februari 2022, dalam konteks Presidensi Prancis di Dewan Uni Eropa, dengan dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tujuannya, memobilisasi komunitas internasional untuk mengambil tindakan nyata dalam melestarikan dan mendukung laut yang sehat dan berkelanjutan.

Baca Juga: Dihadiri 19 Negara dan Uni Eropa, Polda Metro Jaya Siap Amankan Presidensi G20

Menurut Presiden, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, lingkungan laut yang sehat adalah kunci keberlanjutan pembangunan Indonesia. "Indonesia bangga menjadi salah satu negara di garda terdepan dunia dalam hal perlindungan laut," ujarnya lewat tayangan video di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Indonesia juga memiliki komitmen mencapai target kawasan konservasi perairan laut seluas 32,5 juta hektare pada tahun 2030. "Sampai dengan tahun 2021, kami telah berhasil mencapai seluas 28,1 juta hektare atau 86,5 persen. Kami optimis komitmen kami di tahun 2030 bisa terpenuhi," ungkap Presiden.

Ekosistem mangrove juga menjadi perhatian Indonesia, yang menargetkan rehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektare hingga tahun 2024. Indonesia meyakini bahwa semua upaya yang dilakukan dalam memperbaiki ekosistem laut, tidak hanya berdampak kepada kelestarian lingkungan laut dan pembangunan berkelanjutan, namun juga pada perubahan iklim.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Minggu Tambah 44.526, Sabtu Capai 55.209, Presiden Minta Masyarakat Tenang

"Pada COP26 tahun yang lalu, bersama negara-negara Archipelagic and Island State (AIS) Forum, Indonesia menyerukan pentingnya keterkaitan antara laut dan perubahan iklim. Indonesia yakin, dengan dukungan internasional negara-negara kepulauan dan negara-negara pulau kecil dapat menjadi bagian dari solusi," ujar Presiden Jokowi

Lebih jauh Presiden menekankan bahwa pengelolaan lingkungan laut perlu ditempatkan dalam dimensi pembangunan berkelanjutan dan menjadi bagian untuk mendukung pemulihan ekonomi dari dampak pandemi. Indonesia sendiri telah mengambil langkah terobosan, antara lain kebijakan penangkapan ikan terukur dan berbasis kuota yang didukung sistem pengawasan terintegrasi berbasis teknologi.

"Serta, pengembangan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal untuk pengentasan kemiskinan dan kelestarian komoditas bernilai ekonomi tinggi," ungkapnya.

Di tingkat global, Indonesia terus mendorong pengarusutamaan isu kelautan. Presidensi G20 Indonesia bahkan akan mengangkat pentingnya ekonomi biru, karbon biru, dan penanganan sampah laut. Indonesia siap bermitra dengan semua pihak bagi terwujudnya ekosistem laut yang berkelanjutan. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat