unescoworldheritagesites.com

Di Balik Kemegahan Qatar Pihak HAM Laporkan 6500 Pekerja Imigran Tewas Sejak Desember 2010 - News

Di Balik Kemegahan Qatar Pihak HAM Laporkan 6500 Pekerja Imigran Tewas Sejak Desember 2010 (Istimewa)


: Di balik kemegahan piala Dunia 2022  Qatar ada persoalan HAM yang tak terlesaikan Pemerintah Negara ini.

Data dari kelompok hak asasi manusia yang membuat mata terbelalak. Diperkirakan lebih dari 6.500 pekerja tewas di Qatar sejak Desember 2010. Saat Qatar memenangkan hak untuk menggelar Piala Dunia.

Qatar sendiri memiliki dua juta tenaga kerja migran yang datang dari Pakistan, Bangladesh, Nepal dan Filipina.

Baca Juga: Lirik Lagu Donci For Mama - Zeth Lekatompessy

 Dikatakan bahwa mereka bekerja dengan upah rendah dalam kondisi panas terik.

Pekerja ini membangun taman hiburan, laguna, dua marina, dua lapangan golf, 22 hotel dan kawasan perbelanjaan yang mewah di Lusail.

Human Rights Watch menyusun laporan yang merinci bagaimana pekerja migran diduga dieksploitasi menggunakan Sistem Kafala atau kerja paksa.

Sistem Kafala mengikat visa pekerja kepada pemberi kerja yang menjadi sponsor dan bertanggung jawab atas status hukum pekerja.

Terkadang mereka dipaksa dibayar hanya USD 4 ribu untuk mendapatkan pekerjaan.

Belum  bekerja saja, mereka sudah disuruh mengeluarkan uang, tak jarang yang menjual aset demi mendapatkan pekerjaan ini.

Piala Dunia Qatar 2022 kini sedang berlangsung di Qatar. Di balik kemegahan dan keindahan kotanya, ada ngeri yang menggantung soal korban pembangunan kota.

Baca Juga: Lirik Lagu Religi - Melly Goeslaw

Dilansir dari The Sun, Qatar telah menghabiskan setidaknya USD 330 miliar untuk mempersiapkan diri menjadi tuan rumah piala dunia.

Sebagian besar dana tersebut dihabiskan untuk Kota Lusail.

Lusail adalah kota terbesar kedua di Gulf State, dengan populasi 200 ribu penduduk. Kota ini dirombak habis-habisan agar pantas menyabet julukan 'Kota Masa Depan' yang diakui dunia.

Hotel pencakar langit, pulau buatan, dan distrik yang terhubung dengan kontrol iklim menjadi bagian dari Visi Nasional Qatar 2030.

Tak lupa stadion baru yang berkapasitas 80 ribu penonton untuk gelaran Piala Dunia.

Baca Juga: Warga Diimbau Waspadai Covid 19 Varian Omicron XBB kini Meningkat di Jatim

Namanya saja kerja paksa, para pekerja tidak dapat meninggalkan pekerjaan mereka. Kalau kabur akan kena tindak pidana di Qatar.y

"Penelitian [kami] telah menunjukkan bahwa undang-undang dan kebijakan yang kejam, tekanan waktu, dan upaya untuk membendung biaya yang sangat tinggi, telah mengakibatkan pelanggaran terhadap pekerja migran, termasuk bekerja dalam kondisi yang mengancam jiwa, upah rendah atau biaya perekrutan ilegal," ujar kelompok hak asasi dalam pengajuan ke parlemen Eropa.

"Ketika FIFA bersiap untuk meraup pendapatan miliaran dari sponsor dan penyiar, banyak keluarga pekerja migran masih berduka atas kematian orang yang mereka cintai dan berjuang untuk memberi makan anak-anak mereka atau melunasi pinjaman yang diambil orang yang mereka cintai untuk membayar biaya rekrutmen Piala Dunia ilegal."

Baca Juga: Penerbangan Langsung Jakarta - Madinah Jakarta - Jedah Dibuka Februari 2023

Pihak Qatar membantah semua tuduhan itu. Meski demikian pihak HAM berjanji akan membawa masalaj ini ke ringkat internasional. ***

Sumber: Istimewa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat