unescoworldheritagesites.com

Jenazah 72 Korban Kecelakaan Pesawat Nepal Diserahkan ke Keluarga, Perekam Data Penerbangan Dianalisa Prancis - News

Jenazah 72 Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Nepal Diserahkan ke Keluarga, Perekam Data Penerbangan Dikirim ke Prancis. (Tangkapan layar medsos)

: Pihak berwenang Nepal mulai mengembalikan jenazah korban kecelakaan pesawat kepada keluarga pada hari Selasa (7/1/2023) dan mengirim perekam data pesawat ke Prancis untuk dianalisa guns mengetahui penyebab kecelakaan.

Pesawat bermesin ganda, ATR 72-500t
yang dioperasikan Yeti Airlines Nepal,
jatuh ke ngarai pada Minggu (15//2023) saat mendekati Bandara Internasional Pokhara yang baru dibuka di kaki pegunungan Himalaya, menewaskan seluruh penumpang atau 72 orang di dalamnya.

Tim Pencari menemukan perekam data penerbangan dan suara kokpit pada hari Senin (16//2023), dan pada hari Selasa (17/1/2023) menutup bendungan untuk memudahkan upaya mengambil jenazah terakhir yang tersisa dari jurang sedalam 300 meter (984 kaki). Dua mayat lagi ditemukan Selasa pagi.

Baca Juga: Untuk Pemenuhan Alutsista, TNI Berkomitmen Berdayakan Industri Pertahanan Dalam Negeri

Juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal, Jagannath menjelaskan bahwa
perekam suara akan dianalisis secara lokal. Sedangkan perekam data penerbangan akan dikirim ke Prancis.

Hal ini mengingat produsen pesawat, ATR, berkantor pusat di Toulouse. Badan Investigasi Kecelakaan Udara Prancis mengonfirmasi pihaknya ikut serta dalam penyelidikan, dan perwakilannya sudah berada di lokasi.

Pesawat naas ATR 72-500t mengalami kecelakaan setelah menyelesaikan penerbangan 27 menit dari ibu kota, Kathmandu, ke kota resor Pokhara, 200 kilometer (125 mil) barat.

Baca Juga: HUT Ke 22 Baznas, Pengumpulan Dana ZIS Tembus Rp26 T Intervensi Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Dimasifkan

Pesawat Nepal tersebut jatuh ke ngarai pada hari Minggu ketika mencoba mendarat di bandara yang baru dibuka, menewaskan seluruh (68) penumpang dan 4 awaknya.

Setidaknya satu saksi melaporkan mendengar teriakan minta tolong dari dalam bangkai kapal yang berapi-api, kecelakaan pesawat paling mematikan di negara itu dalam tiga dekade atau 30 tahun terakhir.

Beberapa jam setelah gelap, banyak orang berkerumun di sekitar lokasi kecelakaan dekat bandara di kota wisata Pokhara saat petugas penyelamat menyisir reruntuhan di tepi tebing dan jurang di bawahnya.

Baca Juga: Melalui Ngobras On The Spot, Kementan Kenalkan Pertanian Terpadu Tanpa Sampah

Para pejabat menangguhkan pencarian keempat orang yang hilang semalaman dan melanjutkan pencarian pada hari Senin.

Penduduk lokal Bishnu Tiwari, yang bergegas ke lokasi kecelakaan di dekat Sungai Seti untuk membantu pencarian mayat, mengatakan upaya penyelamatan terhambat oleh asap tebal dan kobaran api.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat