: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka mewujudkan target tersebut, Kominfo RI kembali menggelar kegiatan webinar Makin Cakap Digital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dengan
tema Etika Bebas Berpendapat di Dunia Digital.
Indeks literasi digital Indonesia pada 2023 berada di angka 3,65 dari skala 1-5. Angka ini berada di tingkat sedang, sekaligus menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 3,54. Sosial perihal literasi digital kepada masyarakat semakin urgen, karena pemahaman mengenai rekam jejak digital perlu ditingkatkan. Masih banyak individu terjerat kasus hukum karena postingan lama di media sosial.
Relawan TIK Indonesia, Muh N. Fajar Muharom mengatakan, rekam jejak digital sekarang ini juga marak digunakan untuk pencurian identitas atau penipuan online. Individu yang terliterasi digital tentu tidak akan sembarangan posting identitas pribadi di media digital.
“Ketidaksengajaan saja bisa berakibat fatal, apalagi kita sengaja posting data pribadi,” kata Fajar saat menjadi pembicara webinar Makin Cakap Digital 2024 di Ngawi, Jawa Timur, Jumat (15/3/2024).
Baca Juga: Jangan Kepancing Hoax, Klarifikasi Kebenaran Setiap Informasi
Data digital sekarang ini bisa terus diambil. Rendahnya kewaspadaan seseorang membuka peluang oknum melakukan kejahatan. Apalagi data-data pribadi ini mungkin saja bocor dari pihak ketiga.
Dengan memanfaatkan data yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, pelaku kejahatan bisa membangun identitas korban. Salah satu kejahatan yang biasa terjadi adalah pengambilan akses keuangan.
Sementara itu, Ketua RTIK Ngawi, Fetty Kurniawati mengatakan, kemajuan teknologi mengakibatkan perubahan signifikan di bidang ekonomi.
Sekarang masyarakat lebih senang melakukan belanja secara online. Situasi ini seharusnya memotivasi pelaku bisnis tradisional untuk beralih.
“Saya tahu tidak semudah itu migrasi dari budaya ekonomi tradisional ke ekonomi digital. Ketika kita tidak mau beradaptasi, kita hanya bisa melihat orang lain naik dengan cepat. Kita hanya jadi konsumen yang menggerutu,” kata Fetty.
Baca Juga: Saring Baru Sharing, Cegah Penyebaran Hoax di Media Digital
Dalam kesempatan sama, Communication Coach, Profesional Trainer, Hilbram Dunar mengatakan, setiap individu bisa memilih karakter yang ingin dibentuk di dunia digital, seperti pengajak, penghibur, pengajar, dan pengkritik.
Apapun karakter yang dipilih, setiap individu harus menunjukkan sikap positif dan sehat ketika bermedia sosial. Bijak dalam membagikan informasi, kemudian hormati pendapat orang lain.
Komunikasi yang tepat adalah komunikasi yang beretika baik. Pikirkan terlebih dulu sebelum
bagikan informasi. Hormati perbedaan pendapat, karena setiap orang punya pendapat berbedabeda,” kata Hilbram.