unescoworldheritagesites.com

Gawat, Guru Paling Banyak Menjadi Korban Pinjol Ilegal, Pelajar juga Ada yang Terjebak, Ini Penyebabnya - News

Beberapa di antara guru terpaksa memanfaatkan pinjol untuk membeli perlengkapan mengajar, seperti laptop (Ist)

: Gawat dan memprihatinkan. Guru yang memiliki tugas utama mendidik anak-anak bangsa ternyata paling banyak menjadi korban terjerat  pinjaman daring (pinjol) ilegal.

Lebih memiriskan lagi, ada guru yang terpaksa memanfaatkan pinjol untuk membeli perlengkapan mengajar.

Sudah begitu, selain guru, ada juga pelajar yang terjebak pinjol ilegal selain korban lainnya seperti penderita pemutusan hubungan kerja (PHK), ibu rumah tangga dan karyawan.

Banyaknya guru menjadi korban pinjol ilegal diungkapkan oleh CEO & Principal Zapfinance Prita Hapsari Ghozie pada Diskusi Kopi dan Ruang Berbagi, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga: Promotor Tinju Sabuk Emas Presiden III Berharap Menpora Dito Segera Keluarkan Surat Rekomendasi

Prita mengemukakan, berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebanyak 42 persen korban dari pinjol ilegal adalah guru. Angka tersebut melebihi korban lainnya seperti orang yang terkena PHK (21 persen), ibu rumah tangga (18 persen), karyawan (9 persen), dan pelajar (3 persen).

Menurut Prita,  penyebab guru terjebak pinjol ilegal, salah satunya karena penghasilan guru yang tergolong rendah. "Sementara banyak kebutuhan yang harus dipenuhi," ujarnya.

Para guru, kata Prita, juga banyak banyak yang merupakan generasi sandwich. "Profesi guru, meskipun mulia, tetaplah manusia mungkin tergoda oleh gaya hidup dan kemudahan paylater," ujar Prita.

Selain itu, beberapa di antara mereka terpaksa memanfaatkan pinjol untuk membeli perlengkapan mengajar, seperti laptop.

Baca Juga: Rumitnya Administrasi Kemenpora Ancam Kejuaraan Tinju Profesional  Sabuk Emas Presiden III 

Dia juga mengungkapkan bahwa utang para guru yang terjerat pinjol rata-rata mencapai puluhan juta rupiah per orang, akibat tingginya bunga dan biaya tersembunyi yang tidak dipahami oleh para guru. Masalah ini makin diperburuk oleh kurangnya literasi mengenai pinjol.

"Banyak yang teriak ke kami, mengapa pinjaman awalnya Rp 5 juta, tapi tiba-tiba menjadi Rp 10 juta, atau bahkan Rp 20 juta. Setelah kami teliti, ternyata ada biaya tambahan yang tidak dipahami ukurannya," katanya.

Prita menjelaskan beberapa guru yang terjerat pinjol satu seringkali meminjam dari pinjol lainnya, menciptakan lingkaran utang yang sulit diatasi. Dalam beberapa kasus, seorang guru bisa memiliki utang pada belasan pinjol sekaligus.

Untuk mengatasi masalah ini, Prita meluncurkan "Zap Finance Peduli Guru" yang akan berlangsung mulai 24 November hingga akhir Desember.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat