unescoworldheritagesites.com

Sidang ASCC ke-29, Matangkan Empat Pilar Sosial Budaya ASEAN - News

 Sidang ASCC ke-29

 
 
: Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29/ The 29th ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council Meeting telah terselenggara di Hotel Sofitel Nusa Dua Bali,  Senin (8/5/2023). 
 
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy selaku pemimpin sidang ASCC memberi pengarahan pada pertemuan tentang berbagai prioritas utama Pilar Sosial Budaya ASEAN, di bawah tema Keketuaan Indonesia, 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth'. 
 
Beberapa isu prioritas yang menjadi pembahasan dalam penyelenggaraan sidang ASCC ke-29 ini. Di antaranya perlindungan pekerja migran, pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan melalui jejaring antar desa ASEAN, memperkuat upaya regional untuk mempromosikan pembangunan yang inklusif, serta inisiatif One Health di ASEAN. 
 
 
Sidang ASCC ke-29 dihadiri  Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN. Yaitu Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Brunei Darussalam Haji Nazmi Bin Haji Mohammad; Menteri Informasi, Budaya, dan Pariwisata Laos Suanesavanh Vignaket; Menteri Pariwisata, Seni dan Kebudayaan Malaysia Dato’ Tiong King Sing; Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura Masagoz Zulkifli; Menteri Pembangunan Kesejahteraan Sosial Filipina Rex Gatchalian; serta
Menteri Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Vietnam Nath Bunroeun.
 
Selain itu, hadir juga Sekretaris Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia Thailand Anukul Peedkaew;  Deputi Menteri Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas, dan Sosial Vietnam Nguyen Ba Hoan; Wakil Menteri Sosial dan Inklusi Timor-Leste, Signi Chandrawati Verdial; serta hadir pula Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn, dan para perwakilan ASEAN Secretary.
 
Di hadapan para delegasi Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN Menko PMK menerangkan pentingnya empat dokumen keluaran Pilar Sosial Budaya ASEAN. Yakni  ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative; ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers in Crisis Situations; ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers; serta ASEAN Leaders’ Statement on the Establishment of the ASEAN Villages Network, yang akan diajukan untuk adopsi para Kepala Negara ASEAN di KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo. 
 
 
Prioritas pertama adalah One Health Initiative untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional. Hal ini dilatarbelakangi oleh munculnya Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan krisis multidimensi dan kerentanan kesehatan makin meningkat. 
 
Selain itu, deklarasi One Health Initiative menekankan keterpaduan kesehatan manusia, hewan, serta lingkungan ke dalam sistem kesehatan. Untuk meningkatkan pencegahan dan respons terhadap pandemi di masa depan. 
 
"Melalui adopsi ASEAN Leaders’ Declaration on One Health Initiative, Indonesia menekankan pentingnya pendekatan terintegrasi. Untuk mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks ini," terang Menko PMK. 
 
 
Kedua, untuk memperkuat perlindungan pekerja migran, termasuk mereka yang berada dalam situasi krisis baik di darat maupun di laut.  Hal ini, sebagai respons terhadap dampak signifikan pandemi terhadap komunitas pekerja migran di kawasan ASEAN. 
 
Karenanya, dua dokumen, yakni ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers in Crisis Situations dan ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers diajukan Indonesia dalam Pilar Sosial Budaya. 
 
"Merupakan kewajiban moral kami untuk memastikan komunitas itu terlindungi dengan baik. Sejalan dengan semangat Konsensus ASEAN tentang Perlindungan dan Pemajuan Hak-Hak Pekerja Migran," ujar Menko PMK. 
 
 
Ketiga, percepatan pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan melalui pembentukan jaringan desa dan kerja sama dengan Mitra ASEAN dan Sektor Swasta melalui dokumen ASEAN Leaders’ Statement on the Establishment of the ASEAN Villages Network. 
 
"Ini adalah agenda Indonesia untuk melibatkan berbagai aktor dalam pembangunan komunitas regional. Hal ini sebagai upaya memajukan ASEAN yang inklusif dan relevan dengan perkembangan isu global," ungkap Menko PMK. 
 
Dalam sidang itu, para delegasi  menyetujui dokumen keluaran yang diajukan Indonesia pada Pilar Sosial Budaya ASEAN. Kemudian nantinya, Menko PMK menyatakan, hasil dari Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29 ini akan diresmikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN (KTT) ASEAN di Labuan Bajo pada 9-11 Mei 2023.
 
 
"Berbagai rekomendasi dari pertemuan ASCC akan disampaikan kepada kepala negara di KTT ASEAN. Khususnya, kepada  Presiden Joko Widodo selaku Ketua ASEAN Tahun 2023," jelas Menko PMK.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat