unescoworldheritagesites.com

Menko PMK Berharap Kontribusi Nyata dalam Pembangunan Manusia dan Kebudayaan - News

Menko PMK Muhadjir Effendy

 
 
: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mewakili Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) membuka Rapat Kerja Nasional Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), di Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Pontianak, Kalimantan Barat, Jum’at (26/5/2023). 
 
Menko PMK menyampaikan PMII dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan manusia dan kebudayaan di Indonesia. 
 
Dihadapan para pimpinan dan ratusan kader PMII, Menko PMK memaparkan, siklus pembangunan manusia dan kebudayaan mulai dari sektor yang paling hulu. Yaitu 1000 hari pertama kehidupan hingga sektor yang paling hilir masyarakat Lansia. 
 
 
Dia menjelaskan ada 6 (enam) fase Siklus PMK. Fase pertama, prenatal dan ASI atau disebut juga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan balita. Pada fase ini yang menjadi perhatian pemerintah adalah memastikan kecukupan gizi dan pola asuh bayi, batita, dan balita untuk mencegah gagal tumbuh (stunting). 
 
Fase kedua, usia dini anak. Pemerintah telah menginisiasi program Pendidikan Anak Usia Dini- Holistik Integratif (PAUD-HI) yang memaksimalkan kemampuan kognitif anak (stimulasi psikologis, pola asuh yang tepat, pemberian makan yang tepat) termasuk pembiasaan pada nilai-nilai karakter yang baik. 
 
Fase ketiga, Wajib Belajar atau fase investasi sekolah melalui wajib belajar 12 tahun dan penguatan pendidikan karakter. 
 
 
Fase keempat, perguruan tinggi/Vokasi yang menargetkan peningkatan produktivitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM). Ini sangat dibutuhkan agar Indonesia siap menghadapi bonus demografi yang diprediksi akan terjadi pada 2030 mendatang. 
 
Fase kelima, produktif, fase ini memasuki dunia kerja, membangun keluarga berkualitas.
 
 Fase keenam, lansia. Diharapkan, pada fase ini bisa diwujudkan lansia yang sehat, mandiri, aktif, dan bermartabat.
 
 
Dalam mengimplementasikan keenam fase itu, pemerintah menjalankan sejumlah program. Di antaranya Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Bantuan Sosial (Bansos), Revolusi Mental, serta Pembangunan Kebudayaan, Penanggulangan Bencana dan Disabilitas.
 
"Keenam program dukungan tersebut akan menguatkan dan mempercepat tercapainya target pembangunan bidang PMK. Dengan kolaborasi dan sinergi seluruh K/L, daerah, dan mitra pembangunan, saya yakin capaian pembangunan bidang PMK akan terus meningkat," tutur Menko PML. 
 
Sekaligus, membawa Indonesia menjadi lebih maju ke depannya, khususnya dalam hal penurunan prevalensi Stunting, penghapusan Keminskinan Ekstrim, Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi. 
 
 
Menko PMK  berharap siklus pembangunan manusia dan kebudayaan yang dipaparkannya, dapat menjadi rujukan dalam rapat kerja IKA-PMII. Sehingga, antara pemerintah dan PMII dapat saling berkolaborasi untuk membangun bangsa Indonesia. 
 
Mengingat PMII dan alumninya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, serta berada di semua tekno-struktur, baik di pemerintahan maupun dan non-pemerintah.
 
Menko PMK menunggu langkah gerak PMII dan bersedia memberikan dukungan. Dalam menghubungkan PMII dengan kementerian teknis yang berkaitan dengan program kerjanya nanti. Secara spesifik, dia bahkan menantang PMII untuk dapat menunjukkan aksi nyatanya untuk Indonesia.
 
 
“Saya berharap nanti IKA-PMII dapat ikut terlibat dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem, baik pada sisi pemikiran atau bahkan action," ujarnya. 
 
Di bagian ljain, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Alumni PMII Akhmad Muqowam menyampaikan, rakernas ini perlu dijadikan momentum bagi PMII. 
 
Untuk dapat terus memposisikan organisasi di tengah-tengah masyarakat, memiliki posisi tawar yang kuat, dan dapat selalu diandalkan dalam persoalan-persoalan bangsa.
 
 
“Mari manfaatkan momentum ini sebagai ajang untuk menguatkan kembali jadi diri PMII. Untuk terus memberi dampak kepada masyarakat dan bangsa,” tutur Akhmad.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat