unescoworldheritagesites.com

Pentingnya Keberimbangan Dalam Penulisan Berita Lingkungan Hidup - News

Agus Djoko Ismanto (kanan),Senior Environmental Advisor (Ist)

: Berita-berita lingkungan hidup memang kerap menimbulkan pro dan kontra. Sebab, meski terkesan idealis, namun tak sedikit ternyata yang dibelakangnya membawa kepentingan tertentu. Karena itu wartawan dalam menerima informasi dari satu sumber harus didalami terlebih dulu dan jangan menelan mentah-mentah informasi tersebut.

Demikian yang disampaikan Agus Djoko Ismanto, Senior Environmental Advisor, dalam Workshop & Fellowship Pelatihan Penulisan Lingkungan Hidup hari kedua yang digelar PWI Kota Depok bekerjasama dengan A+Communications di Hotel Bumi Wiyata Depok, Jumat (9/5/2023).

Pada kesempatan tersebut pria yang akrab disapa Aji itu mengatakan penting bagi wartawan untuk melakukan kroschek dan investigasi dalam membuat berita lingkungan hidup yang bisa memicu pro dan kontra.

"Bila mendapatkan informasi dari satu sumber, atau rilis misalnya, jangan ditelan mentah-mentah informasi tersebut. Harus dilakukan pendalaman, kroschek dan menggali informasi lain yang berkaitan, untuk membuat berita yang coverbothside. Karena bukan tidak mungkin informasi itu punya misi kepentingan tertentu," kata Aji.

Baca Juga: Kejaksaan Agung Tepis Isu Dadan Tri Yudianto Keponakan Wakil Jaksa Agung Sunarta

Lantas Aji memberikan satu contoh studi kasus yang kini tengah menjadi sorotan. "Sebut saja Proyek Setroom, misalnya. Di sini saya tak mau menyebut spesifik ya. Pada proyek tersebut dikatakan proyek PLTA akan merusak lingkungan dan memusnahkan habitat orang utan yang ada. Lantas apakah memang demikian? Kok bisa dikatakan seperti itu? Apakah memang sudah dilakukan kajian-kajian mendalam? Ini yang perlu kita kroschek kembali, kita gali informasi lagi dari berbagai sumber. Jangan sampai kita terjebak lantas ketarik pada kepentingan tertentu," jelas Aji.

Menurut Aji lantas bagaimana bila setelah dilakukan kajian mendalam, digali informasi lebih dalam dari berbagai sumber dan ternyata informasi itu tidak benar?

Yang akan rugi masyarakat juga. Sementara di sisi lain bisa dipastikan dengan hadirnya proyek PLTA itu, perekonomian bisa meningkat, masyarakat terbantu dengan energy terbarukan dengan ramah lingkungan.

Baca Juga: DLH Kota Bekasi Ambil Sampel Air Limbah Pabrik Permen di Jatirangga

"Nah di sini sebagai wartawan bukankah kita harus bisa mengkaji sebuah informasi lebih dalam. Jadi tidak hanya sekadar satu informasi yang belum tentu benar," kata Aji.

Pada kasus proyek PLTA di kawasan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumut, bukan tidak mungkin informasi diviralkan oleh satu sumber untuk maksud dan tujuan tertentu.

"Kita kan tidak tahu agenda setting mereka apa. Karena kalau dilihat dari kebenarannya, banyak berita yang tidak benar. Misalkan dikatakan proyek tersebut akan membuat punah habitat orang utan, kenyataannya proyek itu jauh dari habitat orang utan. Selain itu di TKP tersebut juga sudah ada aktivitas manusia bagi pertanian. Bila proyek ini berjalan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar," kata Aji.

Menurut Aji sangat berlebihan bila dikatakan proyek tersebut akan membuat punah habitat orang utan. "Karena proyek ini jauh diluar hutan tempat habitat orang utan dan sudah berada di Areal Penggunaan Lain (APL) berdasarkan aturan Kementerian Kehutanan RI. Jadi memang sudah di areal yang diizinkan," kata Aji.

Aji sendiri berharap workshop & Fellowship Pelatihan Penulisan Lingkungan Hidup yang diadakan A+ Comunnications ini bisa memberikan gambaran sebenarnya dari apa yang tetjadi di Batang Toru. Isu-isu yang digulirkan bisa jadi memiliki agenda tertentu dari pihak tertentu.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat