unescoworldheritagesites.com

Ratusan Anak Di Kota Ambon Alami Kekerdilan - News

Anak - Anak Diberikan Vitamin Hindari Kekerdilan Di Kota Ambon (Istimewa)

 

: Masalah kesehatan di mana-mana sepertinya sama saja meski di pusat ibu kota provinsi sekali pun. Ini seharusnya menjadi masalah untuk dikaji para pemangku kepentingan di daerah masing-masing.

Padahal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat-penduduk). IPM dapat menentukan peringkat.

Contoh, 600  anak di kota Ambon  mengalami kekerdilan . Informasi ini disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kota Ambon.

Baca Juga: Invasi Rusia Tewaskan Wali Kota Gostamel

Data Dinas Kesehatan Kota Ambon menyebut sebanyak 600 dari 13.122 anak di Ibu Kota Provinsi Maluku, itu mengalami pertumbuhan tidak maksimal atau kerdil.

"Sedikitnya 600 anak usia 0-59 bulan di 38 lokus yang menjadi prioritas di Kota Ambon mengalami pertumbuhan yang pendek dan sangat pendek atau kekerdilan," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Ambon Yusda Tuharea di Ambon, Selasa[8/3/2022]

Ia mengatakan 38 lokus tersebar di lima kecamatan, yang terbanyak ada di Desa Wayame, yakni 75 balita dari sasaran 364 balita, yakni usia 0-23 bulan 30 balita dan usia 24-59 bulan 45 balita atau 12,9 persen. Selanjutnya kelurahan Tihu dan Rijali sebanyak 35 balita.

Baca Juga: Masyarakat Papua Harus Paham Syarat Pencairan Bantuan BPUM BRI

Pemkot Ambon, katanya, pada tahun 2021 menetapkan 12 lokus kekerdilan yang ada di empat kecamatan. Di tahun 2022, meningkat menjadi 38 lokus di lima kecamatan. "Kami berkomitmen menekan angka kekerdilan hingga 14 persen pada 2024," katanya.

Dinkes terus melakukan sosialisasi program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang merupakan fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai anak berusia 2 tahun (730 hari).

"Pada periode inilah organ vital (otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya) mulai terbentuk dan terus berkembang," katanya seperti dilansir dari AntaraNews.

Baca Juga: Polda Maluku Bertanggung Jawab Terkait Pengamanan Masyarakat Kariuw
Selain itu, penanganan dilakukan komprehensif mulai dari remaja melalui program pelayanan kesehatan peduli remaja, yakni konseling kesehatan reproduksi, pemberian tablet tambah darah bagi remaja dan wanita usia subur.

Kemudian, ibu hamil dilakukan pemeriksaan antenatal care (Anc), ibu bersalin, pemantauan ibu nifas dan pemeriksaan bagi bayi 0-6 bulan.

"Kasus kekerdilan ini sesungguhnya dipicu oleh sejumlah faktor, antara lain pola asuh dan pola gizi, sehingga harus dilakukan pendampingan," katanya. ***  

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat