unescoworldheritagesites.com

Digagas BPJamsostek Surabaya Rungkut, Testimoni Rekan Seprofesi Lebih Menyentuh Para Driver Ojek Online - News

Puluhan pengurus komunitas driver ojek online saat menyimak paparan program BPJamsostek

: BPJamsostek Surabaya Rungkut kembali agresif menggarap kepesertaan dari para pekerja transportasi online. Kali ini mereka mengumpulkan dan memberi sosialisasi pada puluhan perwakilan komunitas driver ojek online dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Bekerja sama dengan Komunitas Kuda Besi Online Sidoarjo (KBOS) mereka juga memberi kesempatan testimoni dari kalangan driver ojek online itu sendiri di sebuah warung kopi (Warkop) di Sidoarjo, Sabtu (12/3/2022). "Kami ingin mensosialisasikan program dan manfaat. Sekaligus menunjukkan kepada mereka bahwa resiko kerja dan manfaat yang diterima para driver online yang sudah menjadi peserta BPJamsostek itu riil," ujar Kepala BPJamsostek Cabang Surabaya, Rudi Susanto, didampingi Kabid Kepesertaan, Novaria Sulistyo.

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga meminta seluruh driver online untuk mendoakan salah satu rekan seprofesi mereka yang hingga saat ini masih menjalani perawatan usai menjadi korban tabrak lari. BPJamsostek sendiri hingga saat ini sudah mengeluarkan biaya perawatan untuk driver ojek online tersebut hingga lebih dari Rp1,3 miliar.

Baca Juga: Ribuan Bunda PAUD Surabaya Resmi Terdaftar Sebagai Peserta BPJamsostek Surabaya Rungkut

Dia berharap, para driver ojek online ini yang datang dari berbagai kota di Jawa Timur ini, segera menyiapkan diri jika terjadi musibah saat menjalankan profesi beresiko tingginya tersebut. Resiko itu disiapkan, kata dia, agar mereka tidak menjadi beban bagi keluarga ketika terjadi musibah.

Dia juga menyebutkan bahwa kemarin malam, ada juga mitra driver ojek online yang mengalami kecelakaan dan harus pasang pen. Yang lain ada juga yang harus menjalani operasi senilai Rp9,2 juta dan semuanya ditanggung penuh oleh BPJamsostek. "Resiko kerja bagi para driver online ini bukan hanya ketika bertabrakan di jalan. Resiko cidera karena jatuh tertimpa kendaraan, atau terkena knalpot saat menjalankan pekerjaan misalnya, juga akan diback up oleh BPJamsostek," ujarnya.

Sementara, suasana kegiatan yang dihadiri para ketua komunitas yang dikemas santai itu berubah serius ketika ternyata banyak diantara mereka yang masih belum memiliki kartu jaminan sosial ketenagakerjaan. Mereka pun tekun menyimak sosialisasi, terutama saat sesi testimoni dari rekan seprofesi mereka sendiri yang pernah terkena musibah dan telah menikmati manfaat dari program BPJamsostek.

Baca Juga: Dimotivasi BPJamsostek Surabaya Rungkut, Komunitas Gojek Siap Dorong Anggotanya Jadi Peserta

Salah seorang driver ojek online yang juga mantan Komandan Relawan Unit Reaksi Cepat (URC) komunitas ojek online surabaya, Wahyu Triatna (60) di hadapan rekan-rekan seprofesinya mengaku sudah menikmati manfaat menjadi peserta BPJamsostek. "Tiga tahun lalu, ketika sedang mengantar klien di kawasan Benowo dekat Gresik, saya ditabrak anak-anak muda yang sedang balapan liar," ujarnya.

Saat itu, Wahyu yang mengalami patah tulang di bagian bahu, membutuhkan operasi. Pria ini yang paham betul manfaat kartu BPJamsostek yang dimilikinya, langsung pilih menjalani perawatan di RS Orthopedi di kawasan PTC Surabaya.

Selanjutnya, usai operasi, Wahyu harus menjalani pemulihan hingga lebih dari satu tahun. "Total biaya rumah sakit waktu itu mencapai Rp80 juta. Tapi semuanya ditanggung oleh BPJamsostek," ujarnya.

Baca Juga: BPJAMSOSTEK Surabaya Rungkut Bayarkan Santunan Untuk Korban Lakalantas

Berbekal pengalaman itu, wahyu selalu berusaha mendorong rekan-rekan seprofesinya untuk segera melindungi diri dengan jaminan sosial ketenagakerjaan. Dia tidak mau ada lagi driver ojek online yang uangnya dikumpulkan sedikit-demi sedikit itu, langsung ludes dan bahkan masih harus berhutang ketika mengalamai kecelakaan kerja.

Kini, Wahyu yang masih aktif sebagai anggota URC ini masih tetap berusaha memberikan pertolongan pada rekan-rekan seprofesinya yang mengalami kecelakaan di Jalan. "Terus terang, kami bingung kalau menolong teman yang tidak punya kartu BPJamsostek. Karena biaya rumah sakit itu mahal dan kebanyakan keluarganya tidak mampu," ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat