unescoworldheritagesites.com

Jalani Pelatihan di Sentra Budi Perkasa, Mila Karmila Bertekad Meraih Masa Depan Lebih Baik - News

Mila Karmila, remaja dari SAD

 
 
: Berkesempatan mengikuti  pelatihan di Sentra Budi Perkasa di  Palembang, Mila Karmila, perempuan dari Suku Anak Dalam (SAD), melangkah mantap meninggalkan kampungnya di kawasan hutan karet di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.  
 
Perempuan kelahiran 10 Maret 2001 tersebut, begitu menjalani pelatihan di Sentra Budi Perkasa, bersiap menempuh tantangan baru.
 
Untuk ikut pelatihan di Sentra Budi Perkasa, ada dua orang warga SAD ikut berangkat dari kampungnya, di Kampung Simerantian, Desa Suosuo, Kecamatan Sumai, Kabupaten Tebo, Jambi. Ditambah 5 warga SAD dari daerah lain, sehingga total ada 7 warga SAD yang berangkat ke Palembang. 
 

Ke 7 warga SAD tersebut menjalani pelatihan di Sentra Budi Perkasa di Palembang, pada Juli 2022. 
 
"Selama 6 bulan kami menjalani pelatihan menjahit. Pertama-tama diajari menjahit dengan bahan kertas. Setelah bisa belajar menjahit dengan kain sungguhan," cerita Mila, di Palembabg, Sumatera Selatan, Minggu (8/1/2023). 
 
Dia dan anak-anak SAD lainnya menjalani rutinitas di sentra. Pagi setelah sarapan, mereka dan penerima manfaat (PM) lainnya menerima bimbingan mental (bintal). Para PM diberikan motivasi dan semangat.
 
"Saya memulai sesi pelatihan pada jam 09.00 sampai jam 12.00. Setelah itu, saya juga membantu di SKA," katanya. 
 
 
Sentra Budi Perkasa di Palembang juga mengembangkan Sentra Kreasi Atensi (SKA) berupa kafe, yang menjual aneka minuman dan makanan ringan. Mila sudah terampil menyediakan mie telor atau membantu menyiapkan minuman kopi, teh, dan lainnya.
 
"Selain membantu menyiapkan makanan ringan dan minuman, saya juga membantu melayani dan mencatat transaksi pembayaran di meja kasir," kata sulung dari 6 bersaudara ini.
 
Mila masih bertahan di Sentra Budi Perkasa, meskipun rekan-rekannya dari SAD sudah kembali ke kampung halamannya. Mila mengaku masih betah di sini dan ingin mendapatkan bimbingan lebih lanjut. Dia mau sekolah lagi katanya. 
 
 
"Kami dari sentra siap membantu," kata  Kepala Sentra Wahyu Dewanto.
 
Mila mengaku banyak mendapatkan hal positif selama berada di sentra. Jelas dia kini sudah terampil menjahit kemeja dan kebaya. Di luar itu, dia juga merasakan kehangatan, keramahan dan kerja sama yang baik, dari pimpinan sentra dan jajaran, serta para pendamping selama mendapatkan bimbingan dan pelatihan.
 
"Selama menjalani pembinaan di Sentra, saya merasa mendapatkan semangat dan lebih giat memperbaiki diri. Saya berharap, lebih banyak teman-teman saya dari SAD mendapatkan kesempatan seperti saya," tuturnya. 
 
 
Sebelumnya, di kampungnya, Mila dan adik-adiknya membantu Suryati (40) - ibunya, menyadap getah karet. Sejak suaminya Jaini (ayah Mila) meninggal, Suryati berjuang sendiri menghidupi anak-anaknya.
 
Panen seminggu sekali keluarga ini mendapatkan 60 kg getah karet dengan harga Rp15.000 per kg. Adik-adik Mila hanya lulus SMP dan sebagian menikah muda. 
 
"Saya ingin terus maju dan mengajak saudara saya meraih masa depan lebih baik," katanya.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat