unescoworldheritagesites.com

Kemiskinan Ekstrem dan Stunting, Menko PMK Minta Dana Desa Maksimalkan Guna  Penanganan  - News

Menko PMK Muhadjir Effendy (kiri) memberi bantuan pada warga Desa Gempol  Ngawi, Jatim.

 
 
; Kemiskinan ekstrem dan stunting, dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy penanganannya
harus dilakukan secara menyeluruh di tiap desa
 
Menko PMK menyatakan, tiap kabupaten yang memiliki masalah kemiskinan ekstrem dan stunting, harus berupaya sungguh-sungguh dalam mengentaskannya. 
 
Hal itu disampaikannya saat meninjau kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting di Desa Gempol, Kecamatan Karang Jati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Jumat (10/2/2023).
 
 
"Kemiskinan ekstrem ini tidak boleh pilih-pilih lagi. Harus seluruh desa di Kabupaten Ngawi yang memiliki masalah kemiskinan ekstrem harus ditangani sungguh-sungguh," tuturnya. 
 
Menko PMK menekankan, pemerintah daerah wajib melakukan upaya pengentasan kemiskinan ekstrem dan stunting. Dari sisi pengurangan beban pengeluaran, penambahan pemasukan, maupun juga masalah lingkungan. 
 
Dia minta pemanfaatan dana desa untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem dan penanganan stunting harus bisa dimaksimalkan.
 
 
"Untuk dana desa mohon digunakan semaksimal mungkin. Saya sudah minta ke pak Menteri Desa, agar dana desa difokuskan kepada 3 hal," kata Menko PMK. 
 
Yaitu penanganan ketahanan pangan, penurunan stunting serendah mungkin, kemudian penghapusan kemiskinan ekstrem.
 
"Ini sesuai dengan progran Kementerian Desa, yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) Desa. Jadi, targetnya desa tanpa kemiskinan, desa tanpa stunting," imbuhnya.
 
 
Menko PMK juga minta agar setiap daerah yang memiliki masalah kemiskinan ekstrem di sisi lingkungan. Seperti sanitasi dan air bersih bisa diselesaikan dengan memanfaatkan program padat karya dana desa. 
 
Misalnya menggarap jamban untuk keluarga yang belum punya akses bisa dibangun dengan program padat karya. Kemudian, untuk masalah stunting bisa dengan melakukan program ketahanan pangan. 
 
"Saya harap supaya dana desa ini bisa digunakan dengan baik dan semestinya," ucapnya.
 
Pada kesempatan itu, Menko PMK berdialog dengan Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Kepala Desa Gempol Susilo, dan masyarakat Desa Gempol terkait penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting. 
 
 
Persoalan kemiskinan ekstrem pada tahun 2022 di Kabupaten Ngawi, masih dialami oleh 12,3 ribu jiwa atau sekitar 4 ribuan KK. Kemudian, angka stunting di Kabupaten Ngawi berdasarkan SSGI pada tahun 2022 prevalensi stunting masih sebesar 28,5 persen.
 
Berbagai inovasi telah dilakukan Kabupaten Ngawi, khususnya di Desa Gempol, untuk memenuhi gizi ibu dan bayi guna mencegah stunting. Langkah yang dilakukan Desa Gempol di antaranya adalah dengan program ternak lele dan hasilnya dibagikan pada ibu hamil dan untuk pemenuhan gizi anak. 
 
Kemudian juga dilakukan pembagian ayam petelur pada keluarga rentan stunting. Yang mana telurnya bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi anak.
 
 
"Secara umum langkah penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem yang dilakukan Kabupaten Ngawi ini sudah sangat baik," ucap Menko PMK.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat