: Sosoknya muncul sebagai penyanyi cilik di belantika musik Tanah Air di era 1980-an. Lagu-lagunya kemudian begitu menggugah hati. Realita atau sulitnya hidup kaum-kaum yang kurang beruntung disuarakannya lewat lagu-lagu sendu, melankolis namun menyelam di sanubari.
Itulah penyanyi anak-anak Julius Sitanggang. Salah satu albumnya kala itu ialah “Tabahlah Mama” yang rilis di tahun 1983. Bocah berdarah Batak Toba ini selanjutnya memiliki sejumlah album musik dan single hits yang populer pada masanya. Berikutnya “Balada Anak Nelayan” (1983), Balada Si Tua (1984), Dia & Dia (1985), dan Balada Putra Surga (1985).
Lahir 1971 Julius Sitanggang beda dengan penyanyi-penyanyi cilik lainnya kala itu, yang lebih banyak mendendangkan lagu-lagu berirama riang gembira. Julius kemudian merilis album lagi di era 1990-an, yaitu Laju dan Maria. Lagu Maria merupakan salah satu single populer dari Julius Sitanggang.
Baca Juga: Penyanyi Cilik Rayvelin, Kolaborasi Bareng Bowo Tik Tok
Setelah dewasa dan populer apa kabar Julius Sitanggang? Julius Sitanggang sampai kini masih berkutat di industri musik Tanah Air. Pada tahun 2017 silam saja, Julius Sitanggang sempat menggelar konser di Jakarta bertajuk “Up Close & Personal with Julius Sitanggang”.
Berdasarkan akun Instagram pribadinya, Julius Sitanggang masih mengisi panggung-panggung musik Tanah Air.
Kendati hampir semua lagu-lagunya kala masih kecil cukup menggugah dan menyentuh relung hati, tetap saja ada yang paling “kena” bagi setiap pendengarnya. Lagu “Tabahkanlah Mama” tidak dapat dipungkiri begitu menyentuh hati liriknya. Semakin lengkap pulalah rasanya ketika didendangkan dengan suara melankolis Julius Sitanggang.
Demikian pulalah lagu-lagu lainnya yang dinyanyikan Julius Sitanggang. Namun tidaklah sedikit yang masih mau mendengarkan lagu Balada Anak Nelayan. Lirik lagu tersebut menggambarkan betapa papa dan pahit serta susahnya hidup nelayan dan anak-anaknya tentunya.
Demikianlah selengkapnya lirik lagu Balada Anak Nelayan dengan penyanyi Julius Sitanggang.
Balada Anak Nelayan:
Di ruang kecil yang berdinding bambu
Ku duduk sendiri bertemankan sepi
Seharian ini telah kulewati
Dengan buluh dan kain ditanganku