: Penyakit diabetes menjadi momok yang harus diwaspadai. Diabetes diibaratkan sebagai ibunya penyakit karena dari diabetes bisa menyebabkan penyakit lain mulai dari kepala sampai kaki.
Di Indonesia, penderita diabetes semakin meningkat, bahkan Indonesia berada di peringkat kelima dunia untuk jumlah penderita terbanyak saat ini. Bahkan di tahun 2024 diperkirakan jumlah penderita diabetes meningkat hingga 70 persen.
"Diabetes tidak bisa sembuh tapi bukan penyakit menular, tolong itu bisa disampaikan dan ditekankan bukan penyakit menular. Penyakit ini seumur hidup karena memang pankreasnya yang kena," jelas Ketua Persatuan Diabetes (Persadia) Indonesia Cabang Surakarta, dr. Eva Niamuzisilawati, SpPD. KEMD. MKes.FINASIM, di sela-sela acara peringatan World Diabetes Day di De Tjolomadoe, Solo, Jawa Tengah, Minggu (26/11/2023).
Baca Juga: Giliran Pemkab Trenggalek, Dapat Bantuan CSR Mobil Ambulans dari Bank Jatim
Meski tidak bisa disembuhkan, tetapi penyakit ini bisa dikontrol dan dikendalikan agar kadar gula darah bisa stabil. Sehingga tidak terjadi komplikasi.
"Diabetes ini ibarat singa kalau singa ini bisa dikontrol maka dia akan tenang, tapi kalau diusik dia akan merusak. Diabetes itu induk dari semua penyakit," katanya.
Dr Eva juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak percaya dengan pengobatan herbal atau non medis yang mengatakan bisa menyembuhkan diabetes.
Baca Juga: Jalan Sehat Satu Putaran Relawan Prabowo-Gibran Dihadiri Ratusan Ribu Massa
"JIka ada yang mengatakan bisa menyembuhkan harus berani membuktikan penelitian epidermis. Karena ini masalahnya adalah di pabriknya yakni di pankreas. Kecuali ada transplantasi pankreas, itupun tidak bisa menjamin 100 persen apalagi pankreas manusia hanya satu," jelasnya lagi.
Lebih lanjut dr Eva mengatakan penyebab diabetes selain genetik juga karena lifestyle atau pola hidup yang buruk. Untuk menghindari diabetes masyarakat wajib menerapkan perilaku hidup sehat.
Salah satunya melalui senam diabetes. Selain itu bagi yang memiliki risiko, harus melakukan skrining kesehatan minimal 1 tahun sekali.
Dokter spesialis penyakit dalam, dr Yulia Sekarsari Sp PD FINASIM menambahkan, untuk diabetes pada anak muda, faktor lifesyle sangat besar sekali. Apalagi saat ini didukung dengan semakin beragamnya jenis jajanan.