unescoworldheritagesites.com

Renungan Ramadan: Evaluasi Tindaklanjut dan Istiqamah 2 - News

Renungan Ramadan: Evaluasi Tindaklanjut dan Istiqamah 2  Dr. Hamzah Khaeriyah M.Ag (Istimewa)

Dr. Hamzah Khaeriyah M.Ag

: Doa yang dikemukakan pada bagian 1 tulisan ini yang lalu  memberikan informasi bahwa umat Islam memiliki harapan agar diberi keberkahan pada dua bulan sebelum ramadhan.

Lantas keberkahan itu akan berlanjut dengan Allah memberikan kemampuan kepada umat Islam untuk menunaikan ibadah pada bulan Ramadan.

Bulan  rajab  dan sya'ban adalah dua bulan yang berada sebelum.bulan ramadan. Sehingga bisa dikatakan bahwa dua bulan itu merupakan pase persiapan  dalam memasuki bulan ramadan.

Baca Juga: Renungan Ramadan: EBaca Juga: Tunjang Pendidikan OAP dengan Beasiswa versi Politisi Partai Golkar Robert Joppy Kardinalvaluasi, Tindaklanjut dan Istiqamah

Nah, persiapan apa saja yang dilakukan oleh umat Islam. Pada uraian sebelumnya terlihat persiapan yang dilakukan oleh  umat Islam dari sisi penjadwalan kegiatan agar tidak   bentrok dengan aktifitas pada bulan ramadan.

Selain itu oleh pengurus juga melakukan persiapan antara lain pembersihan   pada area dan sekitar masjid. Penyusunan dan simulasi program kegiatan ramadan.

Dan  bahkan salah satu tradisi pada masjid tertentu di Kota Sorong yang kini  berada di provinsi baru Paoua Barat Daya, adalah mendatangkan imam.

Serta penceramah dari luar kota Sorong yang dibiayai oleh seorang penginfak atau pemberi infak yang tentu saja tiket perjalanan dan infak lainnya telah disiapkan.

Keinginan besar pengurus masjid beraktifitas merupakan bagian persiapan Ramadan untuk memberikan layanan  terbaik kepada jamaah.

Persiapan yang dilakukan oleh umat Islam baik yang dilakukan secara pribadi maupun oleh pengurus masjid, dapat dikemukakan pada pertanyaan dengan mengaitkan pada doa di atas.

Apakah persiapan itu akan mengantar pada perolehan keberkahan. Untuk menjawab pertanyaan ini, sebaiknya dikemukakan  pengertian tentang berkah.

Oleh ulama menyebut bahwa berkah adalah kebaikan  yang banyak. Pandangan ini tidak disebutkan jenis kebaikan yang dimaksud.

Baca Juga: Danrem 181/PVT Kunker Perdana di Kodim 1805/Raja Ampat

Namun  perlu ditelaah kebaikan dari sisi  pencapaiannya baik dari sisi dimensi waktu, niat  dan dari cara melaksanakan.

Kebaikan dari sisi dimensi waktu

Dari sisi dimensi waktu. Dapat dikemukakan salah satu contoh, yaitu ada doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan doa makan.

Dia  makan ini diharapkan diamalkan pada saat menjelang santap makan. Perlu menalar untuk memahami berkah dalam persiapan makan ini.

 Petunjuk Nabi  yang lain  bahwa makan harus dibagi dari sisi volume yang akan memenuhi ruang perut berupa   tiga porsi saja.

Yaitu   untuk material makan sendiri, air dan ruang untuk bernafas. Ketiga porsi ini menjadi satu paket  yang akan dikendalikan. oleh setiap orang yang menikmati makanan.

 Adalah melahirkan perasaan yang kurang enak jika penataan ketiga item dimaksud tidak dilakukan secara berimbang.

Jika sekiranya porsi makanan yang terlalu besar, maka tentu akan mengurangi porsi lainnya. Sehingga energi baru yang dihasilkan oleh makanan tidak dapat dioptimalkan pemanfaatannya oleh yang bersangkutan.

Sebaliknya   jika sekiranya dilakukan pada porsi yang berimbang maka yang bersangkutan berpeluang akan melakukan optimalisasi.

Optimalisasi  terhadap energi baru itu, dalam aktifitas yang boleh jadi pada produksi kebaikan. Bahkan, ketika usai makan, Nabi mengajarkan doa : Alhamdulillah alladzi Ath"amana wasa qana waja'alana  muslimin.

Doa ini mengajarkan tentang cara merespon nikmat Allah berkaitan aneka cita rasa yang baru saja dinikmati oleh hamba yang makan.

Kembali kepada dimensi waktu. Ada baiknya membandingkan penggunaan energi baru yang dihasilkan oleh makanan pada saat sebelum makan dan setelah makan.

Harapan yang diinginkan adalah terjadi peningkatan produksi kebaikan setelah menikmati makanan dibandingkan dengan sebelumnya.

Jika sekiranya terjadi peningkatan produksi kebaikan, maka  tentu relevan dengan makna berkah.

Tetapi jika pengurangan produksi kebaikan berarti tidak berkah atau mungkin bisa disebut dengan mubazzir.

Masih dimensi waktu. Waktu yang dimiliki. oleh seluruh makhluk termasuk manusia adalah 24 jam.

Baca Juga: Makin Heboh - Mantan Jenderal Banyak yang Bergabung Jadi Kader Baru Partai Golkar dan Caleg Pemilu 2024

Ada manusia yang bisa memproduksi kebaikan dalam arti memikirkan, melaksanakan, mempromosikan kepada orang lain. Dan bahkan kebaikan itu dinikmati oleh antar generasi. Namun tentu saja ada manusia yang hanya mampu berbuat untuk dirinya saja dalam ....berlanjut. ***

Dr Hamzah Khaeriyah Rektor IAIN Sorong












Terkini Lainnya

Tautan Sahabat