unescoworldheritagesites.com

Mahasantri IAIN Sorong Solusi Penyelesaian Masalah Sosial - News

Mahasantri IAIN Sorong Solusi Penyelesaian Masalah Sosial (suarakarya.id  -  Yacob Nauly)

: Rektor IAIN Sorong Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag, mengatakan orang berilmu dalam  Islam merupakan  produk yang  mampu menyelesaikan  persoalan sosial di masyarakat.

Manusia berilmu  dikaruniai akal kreatif   sehingga  potensi ini memungkinkan untuk melakukan pencerahan. Lalu  mengembangkan peradaban dan kebudayaan dalam dunia teknologi yang berkembang pesat saat ini.

Hal ini sebagaimana yang telah dipaparkan pada surah Al-Isra’ : 70

“ Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di darat dan di lautan, Kami beri rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan “

Baca Juga: Lirik Lagu Andai Kau Menyadari - Harry Parinting

Keunggulan manusia tersebut telah direkomendasikan oleh Allah swt sendiri, sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan idzin yang diberikan Allah kepadanya.

Manusia akan dapat melampaui keunggulan malaikat dan makhluk hidup lainnya. Hal ini dapat kita rujuk dalam surah al-Baqarah : 31 – 34.

“ Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : “ Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar “.

“ Mereka menjawab : Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana “

“ Allah berfirman, “ Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda itu. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu Allah berfirman. “ Bukankah sudah ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.? “

Allah juga menggambarkan bahwa gunung-gunung dan benda-benda langitpun akan disaingi oleh kehebatan potensi Sumber Daya Manusia.

Meakipun  manusia itu kerap kali terjebak oleh sikap kekonyolannya dan tindakan-tindakan yang spekulatif, rekomendasi ini tercantum  dalam surah al-Ahzab : 72.

“ Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan menghianatinya dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh ”.

Manusia menurut informasi Qur’ani, eksistensi manusia diciptakan oleh Allah swt terdiri dari dua komponen strategis, yaitu, Pertama adalah komponen materi, dari ekstrak tanah (Sulaalah min-tiin). Kedua, adalah komponen yang non materi, yang memiliki kekuatan fungsional untuk menghubungkan manusia dengan Tuhan. (As-Sajadah : 9), yang di sebut “ Ar-Ruh”, suatu substansi yang tetap misterius, dalam arti belum terungkap secara jelas tentang hakekatnya, sistem kerjanya, maupun mobilitasnya.

Baca Juga: Dua Nama Maroko di Dunia Ada di Afrika dan Jabar Indonesia

Bahkan Allah swt sendiri menyatakan bahwa “ ar-ruh ” itu merupakan monopoli kompetensi-Nya, sedangkan manusia yang serba terbatas ini hanya bisa mengetahui dan memahami dalam kadar yang sangat minimal sekali ( al-Isra’ : 85)

Kualitas dan kapabilitas kemakhlukkan manusia yang demikian itu diakui oleh makhluk-makhluk Allah Swt yang lain, kecuali Iblis, yang menyatakan bahwa eksistensi dirinya lebih mulia dan lebih hebat dari pada manusia (Adam).

Setan juga  sekaligus mengkritisi atau menentang perintah Allah Swt untuk menghormati Adam. Dan sejak itulah iblis  mendapat predikat atau gelar  Syaitan.  Yakni makhluk pemberontak yang jauh dari jalan kebenaran (al-Baqarah: 34, al-A’raf : 11-12, al-Hijr : 30-33, dll).

Sikap syaithoniyah Iblis ini pada dasarnya bukanlah merupakan prinsip “ Anti Tuhan” tetapi lebih menunjukkan prinsip Anti Tuhan . Untuk itu dia memohon atau MoU agar diberikan dispensasi umur panjang kepada Tuhan.

Sekaligus  konsensi (perizinan), atau legalitas untuk terus-menerus berusaha mempengaruhi dan menyesatkan manusia agar bergeser dari jalan kebenaran yang harus dilalui dalam lalulintas kehidupannya.

Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag, menjelaskan kini pihaknya membuat terobosan brilian dengan membangun kolaborasi pendidikan tinggi formal (IAIN Sorong) dan pesantren (Ma’had Al Jamiah) dalam proses pengajaran anak-anak didik mereka.

Kolaborasi ini bukan saja melahirkan mahasiswa yang berwawasan luas, tapi juga siap terjun di tengah masyarakat luas sebagai seorang mahasantri, sebagai tokoh agama, maupun informal dan formal leader.

Setiap mahasiswa IAIN Sorong semester I wajib mengikuti pendidikan selama satu tahun di Ma’had Al Jamiah.


Mereka akan mendapatkan pembinaan bahasa, penguasaan kitab kuning, kepemimpinan (<span;>leadership<span;>), penguatan ilmu-ilmu ke-Islam-an, dzikir dan doa, serta Tadarrus Al-Qur’an.

Untuk mempertinggi adab dan akhlak, setiap malam Jumat dilakukan pembacaan Al-Qur’an secara bersama-sama, mendoakan para orang tua, para dosen dan keluarga besar IAIN, orang yang berjasa terhadap IAIN, dan keselamatan seluruh bangsa dan negara ini.

Untuk meningkatkan skalabilitas dampak positif institusi pendidikan pada masyarakat yang lebih luas, kegiatan ini untuk ke depan akan dibuka untuk umum.

Sehingga  memberikan “ruang” pada mahasantri untuk dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat. Mahasantri tidak hanya hebat dalam teori saja, tapi teruji dalam pengabdian nyata.

Mahasantri secara simultan akan mendapat pembinaan karakter sehingga menjadi pribadi yang tangguh dan baik.

Tamatan IAIN Sorong ke depan  dapat tampil menjadi pemimpin yang bukan saja memiliki intelektualitas. Namun  juga mempunyai spiritualitas yang mendalam, serta mampu membangun networking (jaringan sosial) di berbagai kelas sosial di masyarakat.

Baca Juga: Lirik Lagu Jangan Bilang Siapa Siapa - Aura Kasih

Bahkan pendekatan pendidikan kolaboratif ini menjadi lebih “tajam”, karena melakukan pendekatan partisipasi aktif anak didik dengan mendorong mereka membuat berbagai simulasi berbagai tantangan masa depan.

Output dari pendekatan ini akan membuat mereka siap menjadi pemimpin di level formal maupun informal, menjadi pemimpin di keluarga, lingkungan sosial, hingga pemimpin organisasi kemasyarakatan.

Sejak awal mahasiswa ditantang untuk menemukan berbagai persoalan sosial, ekonomi. Dan  masalah kemasyarakatan, kemudian didorong untuk menemukan  alternatif solusi yang dapat mengatasi persoalan-persoalan tersebut.

Pola pikir dan wawasan seperti ini bahkan akan berguna saat mereka di masa depan memutuskan menjadi pebisnis sekalipun. Bukankah esensi dari bisnis adalah memenuhi kebutuhan market dan memberi solusi untuk berbagai persoalan di masyarakat.

Kerja sama IAIN Sorong dan Ma’had Al Jamiah dapat dianalogikan mempersiapkan mahasantri seperti tentara, sebelum mereka terjun “bertempur”, sangat urgen untuk memahami seluk beluk “medan tempur”,.

Baca Juga: Lirik Lagu Cuma Saya - Mor MAC

Jadi,  wawasan tersebut akan menjadi bekal mereka dalam membuat berbagai keputusan yang tepat. Namun mengambil tindakan yang bijaksana dan memberi maslahat (manfaat) seluas-luasnya, bukan hanya soal salah dan benar.

Terkait rencana pembukaan untuk umum, akan mendorong masyarakat untuk menjadikan hal ini sebagai ajang wisata religi dan ruang diskusi dengan pembina Ma’had.

Jadi, Misi manusia adalah mewujudkan kemakmuran, keselamatan dan kebahagian, bekerjasama dalam menegakkan kebenaran sebagaimana yang diungkapkan dalam al-Qur’an surah Ar-Rum : 30.

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah swt), tetaplah atas fitrah Allah Swt yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah swt. ( itulah ) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “.

Baca Juga: Lirik Lagu KuasaMu - Bunga Cinta Lestari


Kompetensi mengingat kepada Allah swt (dzikrullah), merupakan indikasi adanya hubungan antara manusia dengan Tuhan. Dan kualitas hubungan ini akan ditentukan oleh identitas dan kualitas dzikir yang dilakukan oleh manusia itu sendiri, dengan berbagai model, cara, dan aksionalnya. ***

Laporan: Yacob Nauly

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat