unescoworldheritagesites.com

Jokowi: APBN, APBD, Anggaran BUMN Uang Rakyat, Jangan Untuk Beli Barang Impor - News

Presiden Jokowi (Tangkapan layar YouTube.)

: Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menekankan pentingnya memacu pertumbuhan ekonomi dengan tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dan anggaran BUMN untuk membeli barang impor.

Presiden menyampaikan hal itu pada acara Evaluasi Aksi Afirmasi Peningkatan Pembelian dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri Dalam Rangka Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (24/5/2022).

"Seperti yang saya sampaikan di Bali, karena ini uang rakyat, APBN, APBD, di BUMN, ini uang rakyat, ya jangan dong kita belikan barang-barang impor. Keliru besar sekali kita kalau melakukan itu," ungkap Presiden Jokowi dalam tayangan video di YouTube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Bertemu Presiden WEF, Pemerintah Indonesia Bahas Pengembangan Manufaktur Dan Pemulihan Ekonomi Global

Menurut Presiden, APBN, APBD dan anggaran di BUMN, betul-betul harus dipegang erat agar pemanfaatannya bisa betul-betul fokus, ke titik yang dituju. "Karena uangnya gede banget, besar sekali. APBN kita Rp2.714 triliun, APBD Rp1.197 triliun, gede sekali, plus BUMN," katanya.

Secara khusus Presiden wanti-wanti terutama kepada eselon I, eselon II, dan sekda-sekda sebagai pengambil kebijakan, pengambil keputusan, dan pelaksana agar memanfaatkan anggarannya untuk membeli produk-produk lokal.

Presiden pun mengapresiasi komitmen pembelian produk lokal yang mencapai Rp802 triliun untuk kementerian/lembaga dan pemerintah daerah serta Rp296 triliun untuk BUMN. Namun, Presiden menekankan jajarannya untuk dapat segera merealisasikan komitmen tersebut.

Baca Juga: Airlangga Dorong AMTD Group Investasi Di Jasa Keuangan Dan Sektor Riil Indonesia

“Yang kita perlukan adalah realisasi, bagaimana merealisasikan, karena realisasi masih di bawah 10 persen, masih Rp110,2 triliun,” ujar Kepala Negara yang menegaskan akan memantau perkembangan realisasi dari komitmen tersebut.

“Sekarang kita ikuti bisa harian bisa, komitmennya berapa, mana yang sudah realisasi, commit-nya. Inilah yang namanya aplikasi, platform yang ingin kita bangun agar sekali lagi, jangan sampai uang rakyat itu dibelikan produk-produk impor. Salah besar kita dalam kondisi sekarang ini mencari 
income untuk negara sangat sulit, mencari devisa negara sangat sulit,” ujarnya.

Presiden menyampaikan bahwa sekarang ini, situasi tidak mudah dan sangat sulit dialami semua negara. "Oleh sebab itu, kita semuanya harus memiliki kepekaan (sense of crisis) mengenai keadaan kita dan semua negara sekarang ini," ungkapnya.

Baca Juga: Penghargaan K3, Menaker Anugerahi 15 Gubernur Sebagai Pembina Terbaik

Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Berikut ini pengarahan lengkap Presiden Jokowi dalam Evaluasi Aksi Afirmasi Peningkatan Pembelian dan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri dalam rangka Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 24 Mei 2022.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat