unescoworldheritagesites.com

Hubungan Seksual Suami Istri Menurut Ahli Tak Terbatas Namun Perlu Diatur - News

  Hubungan Seksual Suami Istri Menurut Ahli Tak Terbatas Namun Perlu Diatur (Istimewa)


:  Dokter Boyke Dian Nugraha, DSOG, MARS, mengatakan sebetulnya tak ada batasan hubungan seksual suami istri cuma perlu diatur.

Dokter Boyke  menjelaskan berapa kali suami-istri melakukan hubungan seksual selalu terpulang kepada mereka berdua.

Ia mengingat hubungan intim amat bergantung pada mood atau suasana hati dan keinginan  berdua.

Baca Juga: WhatsApp Bisa Atur Pesan Masuk dan Prioritaskan Chat Penting

"Sepanjang keduanya berhasrat, sanggup melakukannya, dan sama-sama menikmatinya, kenapa tidak?" ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang juga konsultan seksologi ini.

Terlebih lagi, hubungan yang paling intim antara suami dan istri ini sebaiknya memang bersifat spontan, tanpa pernah diembel-embeli berbagai macam aturan atau bahkan dibuatkan jadwal ketat.

Kalau tidak, Boyke khawatir, hubungan seksual akan dirasakan sebagai bentuk pemaksaan atau kewajiban belaka.

Baca Juga: Lirik Mars MTQ - Agus Sunaryo

Sehingga  tak mencapai puncak kepuasan yang diinginkan kedua belah pihak.


Kendati tak ada pola baku, Boyke menganjurkan agar suami-istri berintim-intim secara teratur 1-4 kali seminggu.

Pertimbangannya  frekuensi tersebut sesuai ritme tubuh atau kondisi fisiologis pria maupun wanita.

"Produksi sperma oleh buah zakar boleh dibilang sudah memenuhi kuota penampungan dalam kurun waktu tiga hari," katanya.

Menurut Boyke   kalau bisa mengikuti ritme fisiologis tersebut, itu bagus.

Baca Juga: Lirik Lagu So Nyanda Guna - Tantowi Yahya

Apalagi lantaran produksi ini memang harus dikeluarkan secara teratur sesuai waktu atau batas kuota alamiah tadi.

Adapun pada wanita justru memperbesar kemungkinan merasakan kenikmatan seksual lebih lama.

Soalnya, kondisi fisiologisnya memungkinkan kaum hawa merasakan kenikmatan hubungan seksual selama seminggu.

Dengan begitu, bukankah kenikmatan yang dirasakannya akan berganda bila sebelum habis masanya ia kembali memperoleh kenikmatan baru.

Jadi, tegas Boyke, para istri tak perlu khawatir dirinya bakal kebal alias tak bisa merasakan orgasme atau kenikmatan seksual lagi.

Bahkan, pola 1-4 kali seminggu ini malah memberikan keuntungan lain berupa kesempatan "beristirahat sejenak" pada organ-organ tubuh wanita maupun pria, bila memang diperlukan demikian.

Baca Juga: Mengabdi 34 Tahun 8 Bulan di BRI Tanpa Cacat Terima Penghargaan

Meski pada dasarnya, seberapa sering pun kita melakukan hubungan seksual, bila dilakukan dalam batas-batas wajar, takkan merusak senjata pamungkas kedua belah pihak.

Pasalnya, baik alat kelamin pria maupun wanita diciptakan begitu rupa untuk beradaptasi terhadap kondisi apa saja.

 Artinya, kata Boyke, penis bisa beradaptasi dengan semua ukuran vagina, begitu pula sebaliknya.

Belum lagi cairan pelumas yang akan keluar dengan sendirinya untuk menghindari perlecetan saat penetrasi.

Adanya "aturan" tersebut praktis berdampak bila frekuensi hubungan intim amat minim atau malah berlebih.

Dampaknya amat mudah terasakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya.

Frekuensi yang minim, misalnya, akan memancing suami-istri jadi gampang uring-uringan. Hanya karena sebab sepele bisa meledak jadi masalah besar.

Bisa juga suami atau istri kerap pasang muka cemberut atau tampak murung. Akibatnya, badan terasa lemas dan hidup pun jadi terasa tak memberi gairah.

Padahal, bentuk-bentuk emosi tersebut sebetulnya merupakan reaksi tubuh. Lantaran energi yang dihasilkan tiap hari tak termanfaatkan secara optimal.

Bila dibiarkan berlarut-larut, tak menutup kemungkinan akan menimbulkan ketakharmonisan atau bahkan keretakan hubungan dengan pasangan.

Celaka, kan? Belum lagi jika pasangan menuduh kita memiliki WIL/PIL, misalnya.

Baca Juga: Lirik Lagu I've Been Away Too Long Berikut Terjemahan -Johannes Bouwens


Sebaliknya, frekuensi yang terlalu sering, misalnya 6-8 kali seminggu, membuat energi kita terkuras habis sehingga badan jadi loyo.

Terlebih pada pria, hal ini terasakan sekali. Soalnya, di dalam sperma terkandung berbagai protein, asam amino, dan asam esensial lainnya.

"Bisa dihitung kan berapa banyak energi cadangan yang dibutuhkan bila untuk sekali "pertempuran" saja diperlukan energi minimal setara dengan energi yang terpakai untuk lomba lari 2 x 100 meter atau bergegas naik tangga 3 lantai," katanya.

Baca Juga: Lirik Lagu Pulang Jo - Tatowi Yahya

Itu baru sekali "pertempura.  Bagaimana kalau 3-4 kali sehari selama seminggu penuh terus-menerus, misalnya.

Bisa-bisa jebol, kan? Terlebih jika tak diimbangi dengan cukup istirahat dan asupan makanan bergizi tinggi.

Nah, agar waktu tak tersita habis hanya untuk urusan ranjang, sementara kepuasan suami-istri bisa tetap terpenuhi, Boyke menyarankan agar kita pandai-pandai mengatur strategi.

Misalnya memilih hari secara berselang-seling: Minggu-Selasa-Kamis-Sabtu atau Senin-Rabu-Jumat-Sabtu. Dengan begitu, ada tenggang waktu untuk memulihkan kondisi tubuh agar siap "tempur" kembali. ***

Sumber: Istimewa

Baca Juga: Prof Dr Levrand Winston Sondak Ayah Angelina Meningggal Berikut Profilnya

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat