unescoworldheritagesites.com

Bina Anak Terlantar di Papua Butuh Gereja dan Pemerintah - News

Pendeta Jeferson Gasper Uaga S.Th., M.S.Pd (suarakarya.id - Yqcob Nauly)



: Tokoh Intelektual Papua Pdt Jeferson Gasper Uaga STh, MPd, mengatakan, kenyataan  di lapangan banyak anak putus sekolah dan terlantar di Papua belum dapat perhatian Gereja dan Pemerintah.

Terjaringnya   beberapa *bocah* yang kedapatan sedang menghisap aibon di jalanan dan putus sekolah selama ini belum mendapat perhatian pemerintah.

Uaga mengaku miris dengan masih adanya  bocah  yang memilih hidup di Jalanan. Padahal semestinya mereka tetap berada dalam pengawasan dan perlindungan orang tua dan menjalani pendidikan yang layak.

Baca Juga: Nelayan Madagaskar Temukan Puing Pesawat Diduga MH370

Menurutnya, masalah ini memang harus di tangani bersama dan Dinsos P3A bisa bekerjasama dengan Disdik untuk menelaah sumber masalahnya. 

"Alangkah baiknya bila ini dapat cepat diatasi. Supaya tidak ada lagi anak yang putus sekolah apa lagi berkeliaran di jalanan," cetusnya.

 Ia  menyebutkan peranan pemerintah saat ini lebih diperlukan apabila orang tua anak terindikasi membiarkan anak-anaknya terlantar di jalanan.

Terkait masalah ini  pihak Dinas Sosial perlu melakukan assesment terhadap keluarganya terkait dengan anak terlantar dan putus sekolah.

Melalui assesment baru  diketahui   mengapa orangtua tidak mengurus anak-anaknya.  Sehingga  menambah anak terlantar di Papua.

Anak-anak  terlantar yang memang memerlukan penanganan bersama, baik itu dari Dinsos, Disdik maupun DPPKB dalam memberikan assesment terhadap persoalan tersebut.

Baca Juga: Lirik Lagu Jang Ganggu - Shine of Black

Banyak anak-anak terlantar  itu masih memiliki orang tua tapi pada pengasuhannya ternyata mereka diterlantarkan.  Sehingga termasuk dalam kategori anak terlantar.

Dinas sosial memiliki sistem pelayanan sosial yang bisa dijangkau oleh anak-anak tersebut yakni dalam panti dan di luar panti.

"Nah, apabila orang tua tidak bisa merawat dan mengarahkan anaknya, maka pengasuhannya akan diambil alih oleh Pemerintah dengan memberikan pendidikan dan kehidupan yang layak melalui panti asuhan yang ditunjuk,” paparnya.

Pendeta Uaga menyebut  warga Negara Indonesia di manapun berada, berhak mendapatkan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan  yang layak.

Karena itu Pemda  dan Gereja  harus cepat tanggap mengatasi persoalan ini. Jangan malah membiarkan kondisi itu tanpa ada perhatian sama sekali.

"Kalau itu yang terjadi berarti jangan salahkan warga kalau menuduh Pemerintah  kurang perhatian terhadap warganya yang kesulitan,”  katanya.

Selama ini lanjut Uaga tingkat kemiskinan di Kota Sorong Papua Barat Daya secara kasat mata mudah ditemukan.

Baca Juga: Lirik Lagu Jerat - Harvey Malaiholo

Namun seringkali luput dari perhatian publik dan pemerintah. Karena itu  Ia mengusulkan ada tempat khusus yang disediakan oleh Pemda untuk menampung warga  kurang beruntung tersebut.

“Untuk menangani orang-orang seperti ini seharusnya ada lembaga yang melindungi. Permasalahannya di Kota Sorong selama ini belum ada Panti Jompo yang dimiliki Dinas Sosial," katanya.

Natal tahun 2022

Pendeta Uaga menjelaskan Perayaan Natal Tahun 2022 secara Nasional mengusung   Tema: " Maka Pulanglah  Mereka Ke Negerinya Melalui Jalan Lain (Matius 2 : 12b).

Tema ini memberikan petunjuk bagi manusia agar  menjalani hidup berlandaskan Firman Tuhan.

"Petunjuk sudah jelas di  Alkitab namun implementasinya sulit dilakukan  warga beragama khusus umat  Kristen," katanya.

Khusus Gereja dan Pemerintah wajib menangani berbagai permasalahan di masyarakat. Terutama anak-anak Papua yang diterlantarkan orang tuanya.

"Perlu dibangun rumah bagi anak terlantar putus sekolah dan  orang tua. Pasalnya secara nasional anggaran untuk persoalan  sosial tersedia," katanya.

Pihak Dinas Sosial Kota Sorong dihubungi belum dapat menjelaskan  terkait persoalan anak terlantar dan putus Sekolah.

Baca Juga: Lirik Lagu Ngana Ta So Lupa - Vonda Pandean

"Aduh soal itu tunggu kepala dinas masih di luar daerah. Nanti beliau yang menjelaskan duduk masalahnya," kata seorang pejabat Dinas Sosial Kota Sorong yang tak ingin namanya ditulis media.***

Sumber: Wawancara


Terkini Lainnya

Tautan Sahabat