unescoworldheritagesites.com

Jangan Bunuh Kebenaran - News

Oleh Yus Dharman

Dalam sejarah peradaban manusia, kerusakan demi kerusakan pernah terjadi, ada yang disebabkan oleh bencana alam ada pula oleh tangan-tangan manusia. 
Menurut data statistik, penguasa yang ugal-ugalan alias zalim serta cawe-cawenya negara asing lah biang keladi terjadinya perang sipil, seperti yang sekarang masih terjadi di negara jiran, yaitu Myanmar.

Thukidides, bapak sejarah ilmiah Yunani pada tahun 460 SM pernah memberikan penjelasan bahwa penindasan faksi politik dalam satu negara lebih kejam dibandingkan penjajahan negara oleh negara lain.
"the strong do what they can and the weak suffer what they must"

Buktinya pada tahun 1500an, Galileo Galilei bapak ilmu fisika modern, ahli astronomi, filsafat, dan fisikawan, yg pertama kali mememukan teori peredaran bumi mengelilingi matahari harus mati di tiang gantungan, dituduh melenceng dari keyakinan yang selama ini dianut oleh masyarakat maupun penguasa di Italy saat itu.

Baca Juga: Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Negeri China

Belum lagi  para cerdik pandai serta pemuka-pemuka agama yg sudah tak terhitung jumlah nya harus mendekam di jeruji besi serta mati di penjara akibat menceritakan kebenaran,

Tak terkecuali dengan Jampidsus Febrie Ardiansyah yang dikuntit oleh personel Densus 88, yang kita sama-sama ketahui beliau sedang menjalankan tugas penegakan hukum, menyidik pemgembangan kasus besar manipulasi tambang timah sebesar Rp271 triliun, dengan tersangka Harvey Moeis CS,
Apakah Febrie Ardiansyah dianggap anggota teroris sehingga perlu dikuntit gerak geriknya
Atau, Febrie telah mengada-ada sehingga mengkriminalisasi Harvey Moeis CS?

Baca Juga: Tuntutlah Ilmu Sampai Ke Negeri China

Kita haqul yakin 100%, Febrie profesional serta sudah punya minimum 2 (dua) alat bukti, makanya beliau berani menetapkan Harvey Moeis CS sebagai tersangka. Atau, sebaliknya Densus 88 dimanfaatkan oleh jaringan mafia tambang untuk menteror Febrie Adriansyah agar tidak melakukan pengembangan Penyidikan lebih lanjut? 

Saat ditanya oleh wartawan, Sindonews, Senin, 27 Mei 2024, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa Polri dan Kejagung tak ada masalah.

Baca Juga: Tusuk Anggota Densus 88 dan Petugas Imigrasi hingga Tewas, Warga Negara Uzbekistan Dituntut 10 tahun di Bui

Jika pernyataan Listyo jujur, berarti beliau tidak tahu ada personel Densus 88 anti teror yang diperintah untuk menguntit Febrie.

Lalu, siapa mysterious guy, yang mampu menggerakan Personel anti teror tanpa sepengetahuan Kapolri? Jangan-jangan di tubuh Polri ada dual change of command ?

Perintah memata-matai Febrie tersebut sudah melenceng dari tugas dan fungsi Densus 88 sebagai unit khusus antiterorisme untuk mengatasi gangguan teroris mulai dari ancaman bom hingga penyanderaan. Harus nya Presiden memerintahkan Kapolri untuk mengungkap siapa a man behind the gun di balik kejadian tersebut bukan sekedar menjadi juru damai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat