unescoworldheritagesites.com

Quin Pagagan: Perlu  Menciptakan Pemilu Damai agar Indonesia Tetap Terjaga Keharmonisan Antar Warga  - News

Kabid Humas Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Quin Pegagan,

 
; Kabid Humas Bawaslu Provinsi DKI Jakarta Quin Pegagan, di Jakarta, Rabu (18/10/2023) menyampaikan, perlu menciptakan pemilu damai. Agar Indonesia tetap terjaga keharmonisan antar warga masyarakat dan  pemerintah.
 
"Jelang tahun 2024, kami sebagai penyelenggara pemilihan umum (pemilu) telah berkoordinasi dengan berbagai elemen. Mulai dari  kejaksaan, kepolisian, TNI , lurah, camat, pelajar, mahasiswa dan juga tokoh masyarakat serta tokoh agama," ungkapnya. 
 
Quin menerangkan, telah melakukan roadshow ke beberapa sekolah khususnya SLTA, kampus-kampus, serta organisasi. Dari mulai organisasi kemahasiswaan sampai elemen masyarakat, memberikan edukasi politik kepada masyarakat, tentang perbedaan memilih. 
 
 
"Yang kami tanamkan adalah kecintaan kepada NKRI walaupun beda pilihan tapi tetap menjaga keharmonisan," jelasnya, saat ditemui di kantor Bawaslu Provinsi DKI Jakarta. 
 
Quin juga mengatakan,  telah melalkukan edukasi politik kepada seluruh elemen masyarakat. 
 
"Bawaslu provinsi juga telah menyampaikan kepada Bawaslu kota baik Jakarta Utara, Selatan sampai Kepulauan Seribu. Untuk terus memberikan edukasi ke masyarakat tentang pentingnya menggunakan hak suara," paparnya. 
 
 
Pihaknya berharap di Pemilu nanti, 18 partai yang akan berkontestasi tetap menjaga keharmonisan. Saat ini, pihaknya masih fokus terhadap pelangaran alat peraga jelang kampanye . 
 
Selain menjaga keharmonisan perbedaan pandangan, dia minta agar masyarakat tidak gampang terpengaruh oleh berita hoax. Seperti ujaran kebencian terhadap partai satu dengan lainnya. .
 
Di bagian lain, Ketua GMNI DKI Jakarta Michael Silalahi juga berhatsp pemilu damai dari kacamata organisasi kemahasiswaan. Prinsipnya GMNI adalah organisasi kemahasiswaan.
 
 
"Kita berlandaskan ideologi marhaenisme yang di cetuskan Bung Karno. Jadi berkaitan dengan suku, etnis  itu sebenarnya sudah kita tanamkan dari proses kaderisasi di komisariat," tuturnua. 
 
Adapun perbedaan tadi sudah diminimalisir oleh pemahaman ideologis, kemudian hal-hal yang sifatnya filosofis itu terus internalisasi dengan kader-kader. Sehingga, ketika ada sedikit intrik ataupun perbedaan-perbedaan pandangan itu bisa di kelola dengan baik. 
 
"Sejauh ini perbedaan pandangan di organisasi pasti ada, tapi setidaknya bisa di kelola dengan  bijak dan arif," ujarnya. 
 
 
Ketua DKI GMNI menceritakan lebih luas lagi visi dan misi dari GMNI itu sendiri. "Kalau dari sisi GMNI sendiri kita mempunyai misi kebangsaan harus kita mampu mengakomodasi seluruh perbedaan pandangan setiap organisasi, merangkul organisasi yang berbeda-beda," ungkapnya.*** 
 
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat