: Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, mengungkapkan bahwa peran Presiden Jokowi dalam politik saat ini sangat luar biasa.
Menurut Dedi, kemampuan Jokowi dalam mengelola segala situasi untuk mencapai tujuannya sangat pandai, bahkan ketika berada dalam posisi yang keliru, dia mahir memutar situasi tersebut agar terlihat benar.
Dedi menyatakan, Jokowi memiliki keahlian membangun opini pembelaan, meskipun dia dalam posisi yang keliru, tetapi mahir memutar situasi justru menjadi benar.
Baca Juga: Syahrul Yasin Limpo Jalani Perawatan di RSPAD, Tiga Pengacaranya Dicegah Bepergian ke Luar Negeri
Ia menyoroti bahwa besarnya pengaruh dan kekuasaan Presiden Jokowi telah membuat Prabowo kehilangan sikap kesatrianya, dan ironisnya, Prabowo terlibat dalam tindakan nepotisme.
Lebih lanjut, Dedi mengungkapkan bahwa semua keberanian dan pengabaian terhadap aturan hukum oleh kelompok di sekitar Jokowi terjadi karena adanya dukungan dari Presiden.
Hal ini membuat mereka memiliki kepercayaan diri yang terus tumbuh, meskipun secara terang-terangan melakukan pelanggaran konstitusional dan etika.
Bukan hanya terkait intervensi putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Presiden juga dianggap membiarkan anak buahnya terlibat dalam kampanye politik, meskipun sebelumnya telah menginstruksikan agar pejabat bersikap netral.
Dedi menegaskan bahwa kehadiran anggota kabinet seperti Raja Juli Antoni, Bahlil Lahadalia, Budi Arie, dan lainnya dalam kampanye Gibran menunjukkan bahwa Presiden sendiri menjadi sumber masalah.
Dedi juga menyoroti sikap beberapa orang dekat Jokowi, seperti Anwar Usman yang melawan putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang mencopotnya dari jabatan Ketua MK.
Menurut Dedi, sikap pongah Anwar Usman disebabkan oleh keyakinannya bahwa ia mendapatkan dukungan dari Jokowi.
Dedi memperingatkan bahwa jika nepotisme dibiarkan tumbuh, negara ini akan dianggap sebagai milik Jokowi.
Baca Juga: Ditjen Hubdat Dorong Perkembangan Inovasi Transportasi Darat