: Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memprotes dan meminta klarifikasi media Tempo.co yang diduga salah mencantumkan foto dirinya terkait berita yang disebut Arya missinformasi dan cenderung menyerang pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Arya menyesalkan hal tersebut bisa terjadi pada sebuah media yang selama ini dikenal memberikan informasi yang sangat kredibel.
"Di tengah ruang publik yang semakin dijejali missinformasi dan disinformasi, media mesti tampil sebagai garda terdepan yang memberi informasi kredibel dan bertanggungjawab," kata Arya.
"Media mesti tampil sebagai garda terdepan yang memberi informasi kredibel dan bertanggung-jawab. Sebagai bagian dari insan media, saya amat menyesalkan disinformasi atau missinformasi yang disebar Tempo dengan nada yang begitu provokatif," ujar Arya kepada awak media di Jakarta, Kamis 9 November 2023 malam.
Sebagaimana diketahui, dalam tulisan media Tempo.co, Kamis 9 November 2023 pukul 18.38 WIB, Tempo tengah memberitakan tanggapan atas 'Curhat" Presiden Jokowi yang menyebut pemilu kali ini banyak diisi drama dan bagaikan cerita sinetron.
Dalam tulisan yang berjudul "Jubir Anies Sebut Jokowi yang Jadi Sutradara Drama Politik", Juru Bicara Anies Baswedan Andi Sinulingga menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut banyak drama politik menjelang Pilpres 2024. Menurut Andi, drama politik paling mungkin dilakukan oleh Presiden, karena dia memiliki kekuasaan.
Namun demikian, postingan berita tersebut diduga sebelumnya salah menampilkan foto yang seharusnya foto Andi Sinulingga, malah foto Arya Sinulingga yang ditampilkan.
"Dengan memajang foto saya dibuat narasi dengan tajuk yang begitu provokatif dan menyasar pada Presiden Jokowi. Jelas ini bukan produk jurnalistik yang bertanggung jawab," tegas Arya.
la pun meminta agar Tempo.co segera mengklarifikasi pemuatan berita yang menurut Arya Sinulingga menjadi missinformasi tersebut.
"Lewat postingan ini saya meminta media Tempo untuk segera mengklarifikasi pemuatan berita yang mencatut foto saya tersebut. Jangan sampai media yang kita harapkan menyuarakan informasi yang kredibel justru menjadi medium fitnah, provokasi, dan menyebarkan disinformasi/missinformasi," tegas Arya.***